Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut PT Bank Syariah Indonesia (BSI) siap membuka cabang di Arab Saudi pada 2026.
Erick menyampaikan BSI telah mendapatkan izin untuk beroperasi di Arab Saudi. Menurutnya, usaha perizinan ini sudah berlangsung sejak 1 tahun 8 bulan.
"Alhamdulillah izin prinsip untuk di Saudi, khususnya di Jeddah, ini sudah bisa kita exercise dan mudah-mudahan kalau semuanya berjalan lancar, 1 tahun ke depan kita bisa buka di sana," ujar Erick dalam jumpa pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Pembukaan cabang di Arab Saudi ini, kata Erick, merupakan upaya untuk mendorong peningkatan bisnis dari BSI.
Selain itu, pembukaan cabang di Arab Saudi juga untuk memenuhi kebutuhan ekosistem haji dan umrah.
"Ini sejalan dengan kemauan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) bahwa sebagian daripada digital payment transaksi, bisa mulai di shifting ke negara kita," katanya pula.
Plt Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta mengatakan cabang BSI di Arab Saudi akan beroperasi akan melayani transaksi untuk individu maupun untuk komersial.
Menurut Bob, cabang tersebut baru bisa beroperasi pada tahun depan lantaran masih banyak regulasi yang harus disiapkan, mulai dari IT hingga sumber daya manusia (SDM).
"Nanti pihak regulator di sana juga melihat kesiapan-kesiapannya, ada beberapa yang memang harus disiapkan terlebih dahulu, selain gedung tentunya ya kemudian IT, SDM, dan konteksnya SOP," ujar Bob.
Sebelumnya BSI telah membuka cabang di Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai langkah awal dalam memperluas jaringan layanan internasional. Dubai menjadi lokasi strategis BSI dalam melayani komunitas internasional dan diaspora Indonesia.
Ekspansi BSI di Timur Tengah ini, bukan hanya untuk meningkatkan layanan keuangan syariah, tetapi juga memperkuat aksesibilitas bagi nasabah dalam hal transaksi finansial terkait ibadah.