Jakarta (ANTARA) - Pengamat Ekonomi dan Perbankan Binus University Doddy Ariefianto menilai langkah cepat yang diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir.
Langkah cepat itu di antaranya saat merespons kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang diterapkan ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Terdapat sentimen positif di bursa saham Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Faktornya adalah melunaknya Trump’s tarrifs policy. Di samping itu, gerak cepatnya Presiden (Prabowo) terhadap Trump Policy (yang mengambil langkah non-konfrontatif) serta fokus kepada ekonomi,” ujar Doddy di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, berbagai kebijakan seperti mendorong industrialisasi berbasis hilirisasi hingga penguatan diplomasi ekonomi dengan negara-negara sahabat, telah memberikan sinyal kuat bahwa ekonomi Indonesia akan terus ekspansif di tengah ketidakpastian global.
“Pasca lebaran kemarin salah satu agenda Presiden adalah sarasehan dengan para ekonom dan pengamat pasar. Hal ini menunjukkan bagaimana Presiden sangat fokus dan tanggap terhadap kondisi pasar,” ujar Doddy.
Di sisi lain, Ia mengakui kondisi ekonomi saat ini sedang penuh ketidakpastian (uncertainty), yang dipengaruhi oleh sikap tidak terduga (unpredictable) dari Presiden AS Trump, ditambah China yang berani untuk ‘bermain keras’.
“Uncertainty masih sangat tinggi. Trump itu unpredictable; begitu juga China ternyata berani main keras. Kita harus waspada. Koordinasi terutama dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus intensif. Komunikasi harus intense setiap ada perkembangan,” ujar Doddy.
Selama empat hari terakhir perdagangan Bursa, IHSG tercatat menguat setiap harinya, diantaranya melonjak 4,79 persen pada Kamis (10/04), lalu menguat 0,13 persen pada Jumat (11/04).
Kemudian, menguat 1,70 persen pada Senin (14/04) dan menguat 1,15 persen pada Selasa (15/04) hari ini.
“Bagus juga kalau bisa menggalang kekuatan (sebagai poros ketiga di luar AS dan China). Komunikasi dengan pasar (updating reguler) harus di-maintaince. Kalau nanti ada gejolak lagi (sangat mungkin); bagus sekali jika Presiden, Gubernur BI dan Kepala OJK duduk konpers," ujar Doddy.
Tercatat, IHSG telah kembali menguat ke level 6.441,68 pada penutupan Selasa (15/04) sore hari ini, atau menguat sekitar 8 persen dibandingkan level 5.914,28 pada pembukaan Selasa (08/04) atau hari perdagangan pertama setelah libur panjang Lebaran.
Baca juga: IHSG Bursa Efek Indonesia Jumat dibuka melemah 58,45 poin
Baca juga: IHSG Bursa Efek Indonesia melesat naik seiring pasar respon positif penundaan tarif Trump