Warsawa (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk menyerukan Uni Eropa (EU) untuk tetap bersatu di saat blok tersebu menghadapi ancaman perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Berbicara dalam pertemuan para pemimpin EU pada Senin (3/2) di Brussel, Tusk memperingatkan ketegangan perdagangan dengan Washington akan menjadi paradoks yang kejam bagi Eropa. Tusk pun menekankan pentingnya solidaritas dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh sekutu terdekat Eropa tersebut.
Tusk memperingatkan ketegangan perdagangan dengan Washington akan menjadi paradoks yang kejam bagi Eropa. Tusk pun menekankan pentingnya solidaritas dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh sekutu terdekat Eropa tersebut.
"Ini mungkin merupakan ujian pertama bagi solidaritas dan persatuan EU dalam situasi yang sangat tidak biasa ketika kita berhadapan dengan serangkaian kejutan dari sekutu terdekat kita," tutur Tusk, seperti dikutip oleh Kantor Berita Polandia.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen (kiri) dan Perdana Menteri Polandia Tusk berbicara di luar venue sebelum pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada 3 Februari 2025. ANTARA/Xinhua/Peng Ziyang
Tusk menekankan dibutuhkan akal sehat, ketenangan, dan tanggung jawab dalam menangani potensi konflik perdagangan. "Kita harus mampu menjaga hubungan dengan AS. Namun, kita juga harus memiliki harga diri dan kekuatan kita sendiri. Kita harus bersatu padu tanpa keraguan," imbuhnya.
Menyebut perang dagang sebagai kesalahan total, Tusk menggambarkan situasi tersebut sebagai salah satu paradoks paling kejam bagi EU, mengingat aliansinya dengan AS. Tusk berharap sikap EU yang tegas, jelas, dan bersahabat akan didengar oleh pemerintah AS.
AS merupakan mitra dagang terbesar bagi EU, dengan negara-negara Eropa kebanyakan mengekspor obat-obatan, mobil, dan mesin mutakhir ke AS.
Pada 2023, EU membukukan surplus perdagangan sebesar 85,6 miliar euro (1 euro = Rp16.824) atau sekitar 88,68 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.453) dengan Amerika Serikat, menurut Eurostat. Namun, Presiden AS Donald Trump mengkritik ketidakseimbangan perdagangan itu, dengan alasan defisit perdagangan AS-EU mencapai 213 miliar dolar AS pada 2024. Trump menyebut defisit itu sebagai kekejaman dan berjanji dengan kepastian penuh untuk mengenakan tarif pada barang-barang EU.
Baca juga: Jerman desak Uni Eropa segera capai kesepakatan tarif EV dengan China
Baca juga: Uni Eropa luncurkan operasi kemanusiaan dukung rakyat Suriah