Pekanbaru (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Riau menjamin stok beras untuk menyambut Natal dan akhir tahun mencukupi sehingga masyaraka tidak perlu panik dan menumpuk stok.
Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog Riau dan Kepri Ismed Erlando mengakusudah melakukan kunjungan ke sejumlah pasar di wilayah setempat bersama Ketua Satgas Pangan Polda Riau.
"Kami turun ke pasar memonitoring harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang hari besar keagamaan Natal dan akhir tahun, guna menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok di Pasar Pulau Payung bersama Direskrimsus Polda Riau,Waka Polres Dumai dan jajaran," kata Ismed di Pekanbaru, Selasa.
Ismed mengatakan saat ini stok beras di Gudang Bulog tersedia sebanyak 15.000 ton, dan jumlah tersebut akan bertambah lagi karena saat ini kapal pembawa beras impor sedang bongkar di Pelabuhan Dumai.
"Jadi ada sekitar 5.000 ton lagi beras kini kita bongkar di Pelabuhan Dumai, ini beras impor untuk menambah stok dengan kualitas menengah ke bawah jenis Myanmar," rincinya.
Dengan stok yang nantinya mencapai 20.000 ton tersebut, jika didistribusikan untuk kebutuhan masyarakat dan golongan setempat per bulan mencapai 5.000 ton maka jumlah stok akan memenuhi kebutuhan 4 bulan mendatang.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tidak perlu panik belanja, walau diakuinya harga beras perdagangan swasta di Riau umumnya memang alami kenaikan.
"Hasil pantauan kami tadi di beberapa pasar yang dikunjungi Harga beras kualitas premium naik di kisaran Rp16.000-Rp17.000 per kilogram," katanya.
Namun demikian warga tidak perlu kuatir karena beras SPHP yang digelontorkan Bulog harganya Rp13.000 per kilogram, sehingga bisa jadi substitusi.
Warga bisa mendapatkannya di pasar melalui Toko Pangan Kita (TPK) dan melalui lingkungan Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di semua kabupaten/kota Riau.
Ia berharap Riau, walau tidak penghasil beras, namun memiliki stok yang cukup yang juga bisa didatangkan dari Sumsel, Sumut dan DKI.
"Apalagi jenis beras yang disukai oleh warga Riau itu adalah beras Sumbar yang berderai, maka jenis Myanmar ini diharapkan akan mampu menjadi substitusi bagi masyarakat," bebernya.