Tradisi ziarah makam leluhur warga Rempang

id Pulau rempang,tragedi rempang, proyek strategis nasional,kota batam, kepulauan riau

Tradisi ziarah makam leluhur warga Rempang

Warga Pulau Rempang menggelar tradisi ziarah makam leluhur, Jumat (6/9/2024). (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Batam (ANTARA) - Sejumlah warga Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Jumat (6/9), menggelar tradisi ziarah ke makam leluhur di Kampung Lubuk Lanjut untuk mendoakan nenek moyang yang telah menempati daerah tersebut sejak tujuhgenerasi sebelumnya.

Ziarah ke makam leluhur ini,rangkaian dari aksi damai yang digelar masyarakat Rempang memperingati satu tahun tragedi Pulau Rempang (7 September 2024).

Muhammad Sani, warga Rempang yang dituakan menyebut, keberadaan sejumlah makam dan Pohon Are (beringin) di Kampung Lubuk Lanjut sebagai bukti Rempangsebagai pulau berpenghuni dan memiliki leluhur yang sudah menempati pulau tersebut sejak 1834 Masehi.

“Ini Kampung Lubuk Lanjut, ini makam-makam dari orang-orang yang sudah tinggal di Rempang, makam dekat Pohon Ara itu bukan 100 tahun tapi 200 tahun,” katanya.

Ia menyebut dari Lubuk Lanjut inilah masyarakat Rempang berasal dan berpencar ke daerah-daerah di sekitar Pulau Rempang, membentuk tujuh desa lainnya.

“Ini namanya Lubuk Lanjut, disebut Rempang Lanjut inilah,” katanya.

Lokasi makam berjarak sekitar 3 km dari Desa Pasir Panjang yang terkena proyek relokasi pembangunan Rempang Eco City.

Sani mengatakan ziarah makam leluhur ini juga untuk meminta doa kepada Tuhan agar Rempang tetap aman dan masyarakat bisa menjaga tanah adat mereka.

Rencananya,Sabtu (7/9), warga Rempang aksi damai mengenang tragedi Pulau Rempang dengan menggelar pawai dan tabur bunga.

Selain itu, Shalat Hajat, orasi, atraksi budaya, nonton bersama kisah masyarakat Rempang di Sembulang Hulu.