Pekanbaru (ANTARA) - Provinsi Riau hingga kini masih belum bisa menjadi daerah yang mandiri pangan atau masih tergantung dengan pasokan dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut), dan Jambi, karena Riau hanya bisa memasok kebutuhan pangan dari daerah sendiri sebesar 25 persen.
"Karena itu Riau perlu menggiatkan gerakan selamatkan pangan dengan cara mendorong peningkatan produksi pangan lokal, seperti tanaman padi dan buah-buahan," kata Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau Syahfalefi, di Pekanbaru, Senin.
Menurut Syahfalefi, tantangan terbesar Riau dalam mencapai kemandirian pangan antara lain perkembangan kondisi sosial, politik ,ekonomi dan keamanan global, serta perubahan iklim yang dinamis serta isu lingkungan sangat mempengaruhi kondisi ketahanan pangan daerah.
Karena itu, perlu kolaborasi lintas sektor dalam mengintegrasikan berbagai sektor termasuk pertanian, kesehatan, pendidikan dan lingkungan, sehingga perlu koordinasi yang kompleks dan kerja sama yang kuat dalam mencapai kemandirian pangan.
"Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura perlu melakukan upaya pemberdayaan unit usaha lokal melalui pelatihan pengelolaan sumber daya lokal dan kewirausahaan," katanya lain.
Ia menekankan bahwa pihaknya juga telah berupaya meningkatkan kapasitas tenaga kerja yang mampu memahami prinsip ekonomi sirkular dan pengembangan investasi pada lingkup kegiatan ekonomi sirkular tersebut.
Semua kebijakan itu, katanya pula, dibutuhkan untuk menurunkan Prevalence of under nourishment (PoU) atau prevalensi kekurangan gizi masyarakat di Riau sebesar 12,33 persen, kendati Indeks ketahanan pangan Provinsi Riau 68,68. Skor pola pangan harapan 88,93.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau prevalensi kekurangan gizi masyarakat di Riau periode 2019-2023 sebesar 12,33 persen --lebih tinggi dibanding nasional tercatat 8,53 persen-- itu dengan PoU tertinggi adalah Kabupaten Indragiri Hilir 17,06 persen, Kepulauan Meranti sebesar 15, 95 persen. Kabupaten Kuantan Singingi 13,75 persen, Bengkalis dengan PoU sebesar 12,77 persen, Kabupaten Rokan Hilir 12,62 persen , Dumai 12,42 persen, Indragiri Hulu 12,31, Kampar 12,01 persen, Pekanbaru 11,75 persen,Kabupaten Pelalawan 10,96 persen dan Siak 10,33 persen.
Sedangkan indeks ketahanan pangan di Riau tahun 2023 adalah 68,68, dengan daerah Kabupaten Indragiri Hulu sebesar 59,35, Kabupaten Indragiri Hilir 69,29, Pelalawan 69,49, Kabupaten Siak 74,74, Kampar 57,59, Rokan Hulu 56,76 dan Bengkalis 61,68, berikut Rokan Hilir 67,45, serta Kepulauan Meranti 70,47 dan Kota Pekanbaru 89,81, Dumai 78,61.