Muhammadiyah siapkan 21 lokasi tarawih saat Nyepi di Bali

id Muhammadiyah Bali,Hari Raya Nyepi,shalat tarawih

Muhammadiyah siapkan 21 lokasi tarawih saat Nyepi di Bali

Dokumentasi Muslim shalat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Bali, Denpasar. (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Denpasar (ANTARA) - Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali Muhammad Saffaruddin menyebutkan pihaknya sudah menyiapkan 21 lokasi tarawih saat Hari Raya Nyepi yang jatuh 11 Maret besok.

Lokasi shalat tarawih tersebut tersebar di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Buleleng, dan Klungkung, namun hanya masyarakat dengan alamat di sekitar yang diizinkan di sana.

Saffaruddin di Denpasar, Minggu menyebut lokasi ini akan digunakan untuk hari pertama shalat tarawih malam nanti, ini tetap dibuka pada Hari Raya Nyepi tetapi mengikuti aturan yang disepakati seluruh pemuka agama.

“Ya tetap dibuka cuma untuk yang dekat-dekat, warga sekitar saja, yang jauh tidak boleh harus tetap di rumah masing-masing, mungkin agak jauh jaraknya dengan masjid dan mushola silahkan di rumah,” kata dia.

Adapun di Denpasar lokasi shalat tarawih di Mushalla Gedung Dakwah PWM Bali, Mushalla Ahmad Dahlan, Mushalla Baitul Mukimin, Rumah Sosial Muhammadiyah Dentim, Mushola Syuhada Padang Indah, Mushalla Al Huda, Mushalla Ar-Rahman, Rumah Dakwah Muhammadiyah PDM, dan Mushalla Uswatun Hasanah.

Di Badung di Gedung PAUD Dalung, Gedung Dakwah PDM Badung, dan Rumah Joglo Mu; Tabanan di

Mushalla Gedung Dakwah PDM Tabanan, Mushalla PCM Selemadeg Bajra, dan Mushalla PCM Bakisan.

Berikutnya di Gianyar dibuka di Mushalla Miftahul Janah; di Buleleng Masjid Al Manar dan Masjid At Taqwa; di Jembrana di Masjid An-Nur Muhammadiyah dan Masjid Ash-Shidiqiyah Sang Surya; di Klungkung di Masjid Al Hikmah.

Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali itu menyebut jika umat Muslim ingin melakukan tarawih dapat berkoordinasi dengan kepala lingkungan setempat.

Selain itu diminta berjalan kaki saat menuju lokasi, sehingga tidak mengganggu proses penyepian bagi umat Hindu.

Hal serupa pada tahun sebelumnya juga diterapkan Muhammadiyah Bali, pengalaman ini dijadikan acuan agar keharmonisan kembali berlangsung.

“Berkaca dari tahun kemarin ya bisa berjalan dengan baik, saya kira masing-masing umat beragama di negara kita sudah paham masalah saling menghormati, pasti sudah tanpa diperintah sudah saling menyadari,“ ujarnya.