Petani binaan RAPP raup untung dari nanas madu

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,RAPP

Petani binaan RAPP raup untung dari nanas madu

Petani dampingan CD RAPP yang tergabung dalam kelompok tani Harapan Jaya tengan berdiskusi dengan tim CD RAPP di kebun nanas milik salah satu petani dampingan di desa Kuala Panduk. (ANTARA/HO-RAPP)

Pangkalan Kerinci (ANTARA) - Saat memikirkan buah nanas biasanya air liur kita ikut keluar membayangkan rasanya yang manis asam. Lain halnya dengan nanas varietas madu yang memiliki nama latin Ananas Comosus (L) Merr , nanas ini hampir sepenuhnya manis dengan rasa asam yang samar bahkan tanpa jejak rasa getir di lidah. Rasanya tepat jika Kesohoran rasa manis nanas ini disandingkan dengan manisnya madu.

Mendengar kepopuleran dan keunggulan nanas varietas madu membuat empat petani binaan Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Desa Kuala Panduk, kecamatan Meranti Kabupaten Pelalawan tertarik untuk membudidayakan nanas madu di lahan mereka .

Keempat petani tersebut adalah Jais (53), Syafri (51), Marjuki (49 ) dan Ramli (61), mereka tergabung dalam kelompok tani Harapan Jaya sejak tahun 2021. Sebelum beralih ke budidaya tanaman nanas, keempat petani ini menanam karet dan sawit dalam skala kecil.

Jais menceritakan bagaimana awalnya RAPP menyemangati petani kemudian memberikan dukungan pertanian berupa 5.000 batang bibit nanas, pupuk dan pendampingan konsisten dari proses penanaman bibit, panen perdana hingga membantu mempromosikan hasil panen koptan Harapan Jaya.

“Pada awalnya kami ragu untuk memulai budidaya nanas madu ini, apalagi lahan kami tidak luas. Tapi tim CD RAPP selalu menyemangati untuk tidak menyerah, ketika kami menemui kendala di lapangan bapak-bapak CD RAPP selalu membantu mencarikan jalan keluar. Alhamdulillah, saya sendiri sukses memanen 1000 batang nanas pada panen perdana saya” ungkap Jais penuh semangat.

Menurut Marjuki, budidaya nanas sebenarnya tergolong mudah namun membutuhkan kesabaran tinggi. Lahan para petani ini berada di tanah gambut yang cocok untuk nanas, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendukung keberhasilan panen mereka. Hasil riset Center for International Forestry Research (CIFOR) menunjukkan bahwa nanas merupakan salah satu komoditi yang produktif, menguntungkan dan ramah gambut; disamping pinang, ikan, dan madu.

Marjuki menambahkan bahwa yang paling penting dalam budidaya nanas adalah adalah penyiapan lahan yang harus bebas dari rumput dan gulma. Anggota Koptan Harapan Jaya menyiapkan lahan mereka secara manual dengan membersihkan semak belukar dan tunggul tanaman yang berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman (tebas imas). Kemudian, lahan terlebih dahulu disemprot dengan herbisida untuk mematikan gulma. Setelah itu, petani membuat jalur tanam sesuai dengan pola tanam satu baris atau dua baris.

Tantangan terbesar para petani menurut Fitra, Regional Coordinato CD RAPP adalah hama monyet yang rakus memakan semua bagian nanas yang sudah siap panen. Hal ini sempat dialami Ramli, serbuan monyet yang menghabisi nanas yang telah siap panen di lahannya membuatnya gigit jari. Ramli masih harus bersabar pasalnya lokasi lahan tempatnya bertanam nanas yang jauh dari pemukiman sehingga membuat monyet leluasa memakan tanaman nanasnya.

Dibantu oleh anggota koptan lainnya, Ramli telah berusaha menghalau serbuan rombongan monyet, namun hewan ini kerap kembali lagi ketika lahan tidak dijaga. Sebagai solusinya, Ramli berniat untuk memulai kembali budidaya nanas madu lagi di lahan kosong miliknya yang berada di pinggir jalan desa dan dekat pemukiman.

Faktor Keberhasilan Petani Nanas Madu di Desa Kuala Panduk

Budidaya nanas madu yang dijalankan oleh anggota Koptan Harapan Jaya pada akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Jumlah panen melimpah, ukuran nanas besar dan bervariasi. Kualitas nanas kemudian dibagi berdasarkan ukuran, paling besar masuk grade A, ukuran sedang masuk grade B, sedangkan ukuran kecil masuk grade C.

Harga eceran nanas grade A bisa mencapai harga 50.000 rupiah per buah.

Petani memasarkan hasil panen dengan menjual ke agen pengumpul nanas atau menjual secara eceran. Nanas madu yang masih tergolong langka cukup diminati oleh masyarakat sekitar dan luar daerah. Selain rasanya yang manis berair, nanas madu juga tinggi kandungan vitamin c.

Keberhasilan program budidaya nanas madu yang dijalankan oleh empat petani ini turut meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Setelah pendampingan petani nanas tahap 1 sukses terlaksana, RAPP kembali memberikan pendampingan tahap 2 kepada petani nanas lainnya di Kuala Panduk.

Petani-petani tahap 1 anggota koptan Harapan Jaya akan memberikan bantuan bibit nanas madu dari pertanian mereka mereka kepada petani tahap 2. Jumlah bibit yang mereka berikan sebanyak jumlah bibit yang diterima dari RAPP. Pemberian bibit nanas ini merupakan komitmen yang telah disepakati bersama antara petani dan RAPP di awal pendampingan.

Keberhasilan para petani dampingan RAPP di desa Kuala Panduk menciptakan efek ganda (multiplier effect) dan menginspirasi warga desa lainya untuk ikut membudidayakan nanas madu. Pemerintah desa Kuala Panduk turut bergerak dengan membangun pusat pengolahan diversifikasi produk turunan nanas madu untuk menunjang program OVOC di desa mereka. Desa Kuala Panduk saat ini dikenal sebagai desa sentra nanas madu.

Kepala Desa Kuala Panduk, Tomjon mengapresiasi program budidaya nanas madu yang diinisiasi oleh RAPP.

"Pemerintah Desa mendukung penuh program pertanian yang dijalankan RAPP, harapan kami semoga desa Kuala Panduk menjadi sentra penghasil buah nanas segar, dan juga ada produk hilirnya nanti. Kami sudah mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian kab. Pelalawan yaitu pembangunan rumah produksi pasca panen," ujar Tomjon.

Pendampingan petani yang dilakukan oleh RAPP merupakan bagian dari program One Village One Commidity (OVOC) untuk memandirikan masyarakat desa dengan optimalisasi potensi sumber daya, baik manusia dan alamnya.

CD Operational Manager RAPP Sundari Berlian mengatakan bahwa program Nanas Madu di desa Kuala Panduk juga merupakan replikasi keberhasilan program OVOC di desa Penyengat Kabupaten Siak.

"Semoga program budidaya nanas madu di Kuala Panduk bisa mengantarkan desa ini menjadi desa sentra nanas madu, diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan petani" ucap Sundari Berlian

Kesejahteraan petani yang meningkat dan bebas dari kemiskinan ekstrim merupakan salah satu komitmen Kemajuan Inklusif yang ingin dicapai APRIL sebelum tahun 2030.

RAPP sebelumnya telah berhasil mendampingi petani nanas Ratu di Desa Penyengat membawa desanya menjadi desa sentra nanas ratu yang mendapat apresiasi dari pemerintah kabupaten Siak.