Beijing (ANTARA) - China pada Kamis (3/8) meluncurkan sebuah satelit ke luar angkasa dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut.
Satelit Fengyun-3F (FY-3F) diluncurkan pada pukul 11.47 Waktu Beijing (pukul 10.47 WIB) oleh roket pengangkut Long March-4C dan berhasil memasuki orbit yang direncanakan.
Satelit baru ini dilengkapi dengan sebuah termometer gelombang mikro yang canggih, sebuah higrometer gelombang mikro, dan sebuah alat pendeteksi atmosfer hiperspektral inframerah, kata Li Haisheng dari SAST, yang bertanggung jawab atas misi satelit ini.
Satelit ini dikembangkan oleh Akademi Teknologi Penerbangan Luar Angkasa Shanghai (Shanghai Academy of Spaceflight Technology/SAST) di bawah China Aerospace Science and Technology Corporation, dan sistem aplikasi daratnya dioperasikan oleh Administrasi Meteorologi China (China Meteorological Administration/CMA).
Sebagai salah satu satelit meteorologi dengan indikator kinerja dan konfigurasi muatan yang telah mencapai level tinggi internasional, FY-3F akan mengambil alih tugas-tugas di orbit dari satelit FY-3C serta menyediakan layanan di berbagai bidang, seperti prakiraan cuaca, prediksi iklim, pemantauan bencana, dan pemantauan lingkungan.
Jika dibandingkan dengan FY-3C, jumlah kanal deteksi vertikal atmosfer yang disediakan oleh FY-3F meningkat lebih dari 40 kali lipat, yang berarti satelit baru ini akan memiliki pemahaman lebih akurat terkait stratifikasi kelembapan dan suhu atmosfer, ujar Li.
Dengan menggabungkan instrumen pendeteksi atmosfer optik dan gelombang mikro, FY-3F mampu mendeteksi informasi profil kelembapan dan suhu atmosfer yang sulit dibedakan oleh mata manusia, memungkinkan satelit itu untuk melakukan pemindaian atmosfer tiga dimensi yang lebih akurat, sehingga topan dan hujan badai dapat dilacak secara efektif.
Satelit baru ini akan semakin meningkatkan ketepatan waktu dan akurasi prakiraan cuaca serta memberikan kontribusi lebih besar terhadap upaya pencegahan dan mitigasi bencana, kata Chen Zhenlin, kepala CMA.
FY-3F juga memiliki fitur pemantauan dinamis terhadap karakteristik distribusi spasiotemporal dan tren gas jejak atmosfer global yang terus berubah, yang dicapai dengan presisi tinggi dan frekuensi tinggi.
Selain itu, FY-3F memiliki kemampuan pendeteksian ultraviolet yang telah ditingkatkan, dan dilengkapi dengan dua detektor pengindraan jarak jauh hiperspektral ultraviolet yang baru dikembangkan, kata Wang Jinhua dari SAST. Wang adalah kepala perancang satelit tersebut.
Dari detektor ini, para peneliti dapat memperoleh informasi yang berguna untuk penelitian tentang perubahan iklim, kimia atmosfer, dan lingkungan atmosfer.
Saat ini, terdapat sembilan satelit meteorologi Fengyun yang berada di orbit, menyediakan produk dan layanan data untuk 129 negara dan kawasan di seluruh dunia.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden serukan pembebasan segera Presiden Niger
Baca juga: Kemlu RI pastikan tiga WNI di Niger aman di tengah kudeta
Berita Lainnya
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB