Jakarta (ANTARA) - Perekonomian Jepang diperkirakan akan tumbuh 1,4 persen pada tahun 2023, lebih cepat dari kenaikan 1,0 persen tahun lalu, karena penghapusan pembatasan pandemi meningkatkan konsumsi, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Selasa (25/7/2023), sambil memperingatkan bahwa tekanan inflasi meningkat.
Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF, mengatakan kepada wartawan bahwa kebijakan moneter Jepang yang sangat longgar dapat tetap akomodatif saat ini, tetapi harus bersiap untuk mulai menaikkan suku bunga mengingat risiko inflasi dan negosiasi upah yang kuat baru-baru ini.
"Saran kami untuk otoritas Jepang adalah saat ini, kebijakan moneter dapat tetap akomodatif, tetapi perlu mempersiapkan diri untuk kemungkinan memulai kenaikan," kata Gourinchas pada konferensi pers. Dia menambahkan bahwa IMF mendorong Jepang untuk "menjadi sedikit lebih fleksibel dan mungkin menjauh dari kontrol kurva imbal hasil yang dimilikinya sekarang."
Inflasi sekarang di atas target 2,0 persen dan ada risiko tinggi bahwa inflasi akan tetap di sana, katanya, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Dalam pembaruan laporan Prospek Ekonomi Dunia, IMF mengutip "kebijakan akomodatif" sebagai penopang pertumbuhan, karena Jepang mempertahankan suku bunga rendah dan melanjutkan pengeluaran fiskal yang besar untuk meredam pukulan dari kenaikan biaya hidup.
Proyeksi pertumbuhan Jepang 2023 kira-kira sekitar rata-rata ekspansi 1,5 persen yang diperkirakan oleh IMF untuk negara-negara maju.
Pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu diperkirakan melambat menjadi 1,0 persen pada 2024 karena efek dari langkah-langkah stimulus sebelumnya menghilang, kata IMF.
Bank sentral Jepang akan mengakhiri pertemuan kebijakan yang diawasi ketat pada Jumat (28/7/2023), ketika akan mengeluarkan proyeksi triwulanan baru dan memperdebatkan seberapa banyak kemajuan yang dibuat dalam mencapai target inflasi secara berkelanjutan.
Baca juga: Hipmi: Keputusan pemerintah Indonesia tolak IMF soal hilirisasi sudah tepat
Baca juga: Kemarin, IMF tak perlu campuri kebijakan hilirisasi hingga pengembangan selulosa
Berita Lainnya
Akibat erupsi Gunung Ruang, 18 flight dari Bandara Sam Ratulangi dibatalkan
30 April 2024 17:01 WIB
Seleksi CASN segera dibuka, Azwar Anas minta instansi kebut rincian formasi
30 April 2024 16:43 WIB
Mendagri Tito Karnavian apresiasi kinerja dan loyalitas Sekjen Kemendagri
30 April 2024 16:36 WIB
Rupiah melemah terhadap dolar AS seiring sikap investor tunggu hasil pertemuan FOMC
30 April 2024 16:14 WIB
Pemerintah sambut baik niat BYD bangun fasilitas pengembangan EV di Indonesia
30 April 2024 16:05 WIB
Legislator ingatkan tempat penampungan hewan tak cemari lingkungan sekitar
30 April 2024 15:52 WIB
Menag: Fatwa Ulama Saudi sebut haji non prosedural ibadahnya dianggap tidak sah
30 April 2024 15:42 WIB
Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi serahkan sertifikat tanah elektronik
30 April 2024 14:55 WIB