Iga Swiatek jejakkan kaki pertama kalinya di perempat final Wimbledon

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antra, tenis

Iga Swiatek jejakkan kaki pertama kalinya di perempat final Wimbledon

Petenis Polandia Iga Swiatek merayakan kemenangannya pada pertandingan babak keempat melawan petenis Swiss Belinda Bencic di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, Inggris, Minggu (9/7/2023) (ANTARA/REUTERS/Dylan Martinez)

Jakarta (ANTARA) - Iga Swiatek menyelamatkan dua match point untuk mencapai perempat final Wimbledon pertamanya, Minggu waktu setempat, setelah bangkit untuk mengalahkan Belinda Bencic 6-7 (4/7), 7-6 (7/2), 6-3.

Petenis nomor satu dunia asal Polandia itu mencapai babak keempat tanpa kehilangan satu set pun, tetapi harus menghadapi pertarungan sengit melawan unggulan ke-14 dari Swiss di Centre Court.

Swiatek, yang tidak mampu memanfaatkan salah satu dari enam break point yang ditawarkan pada set pertama, semakin kebingungan dan mencoba mencari jalan keluar ke arah tim pelatihnya.

Bencic, sang juara Olimpiade, melaju untuk memimpin 6-1 pada tie-break, menggagalkan mini-comeback Swiatek untuk mengendalikan pertandingan.

Swiatek menghilang di luar lapangan dengan buku catatan di tangan untuk mencari rencana permainan yang bisa diterapkan.

Dia kembali ke lapangan dengan lompatan di langkahnya dan melakukan break pada kesempatan pertamanya, namun Bencic yang ulet membalasnya di gim keenam.

Swiatek semakin terkejut ketika ia melakukan pukulan backhand panjang untuk membuat Bencic mendapatkan dua match point pada kedudukan 15-40 pada gim ke-12.

Namun, unggulan teratas itu menyelamatkan dua break point tersebut untuk memaksakan set kedua ke tie-break, yang dimenanginya dengan mudah untuk menyamakan kedudukan.

Juara Grand Slam empat kali itu mematahkan servis pada gim keempat penentuan dan kemudian menahannya untuk memperbesar keunggulannya menjadi 4-1.

Swiatek yang dipaksa bekerja keras untuk kemenangannya akhirnya merebut set ketiga 6-3 untuk menutup pertandingan.

Petenis berusia 22 tahun itu merasa bisa bermain tanpa rasa takut saat menghadapi kejutan di lapangan.

"Ini sebenarnya sedikit lebih mudah karena di sisi lain Anda merasa dia tetap memimpin sehingga Anda memainkan pukulan itu lebih tanpa rasa takut karena Anda tahu Anda tidak akan rugi apa-apa," kata Swiatek, seperti disiarkan AFP, Senin.

Swiatek, yang telah memenangi tiga gelar French Open di lapangan tanah liat, mengatakan dia sedang belajar mencintai rumput.

"Setiap hari cinta saya semakin besar jadi mudah-mudahan saya akan memiliki pertandingan sebanyak mungkin untuk bertahan di sini dan bermain di lapangan ini," ujar Swiatek.

Baca juga: Aldila Sutjiadi/Miyu Kato berhasil atasi rintangan babak pertama Wimbledon

Baca juga: Andy Murray tidak yakin akan kembali ke Wimbledon usai kalah dari Tsitsipas