Musisi Armand Maulana harap konser "live" bisa kembali digelar

Jakarta (ANTARA) - Musisi Armand Maulana berharap bisa segera tampil dalam sebuah konser secara langsung, live.

"Untuk gelaran konser, ya senang lah (jika sudah diizinkan seperti menonton olahraga secara langsung),” kata Armand kepada ANTARA, dikutip Senin.

Armand menyayangkan peraturan mengenai pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) belum diseragamkan sehingga memicu perbedaan aturan di sejumlah daerah.

Dia mencontohkan seperti saat sholat di masjid. Dia menceritakan, beberapa masjid sudah mulai menetapkan pelonggaran seperti sudah tidak berjaga jarak. Namun, beberapa masjid juga ada yang belum menerapkannya.

"Cuma kan permasalahannya adalah peraturannya tuh harus jelas. Maksudnya kadang-kadang kan antara peraturan pemerintah pusat dan daerah itu beda. Misalnya pemerintah pusat sudah merencanakan begini, pelonggaran, masker sudah tidak apa-apa tidak dipakai karena yang penting sudah vaksin dua atau booster,” ujarnya.

"Tapi masuk ke peraturan daerahnya, pemerintah daerahnya suka beda-beda kan. Akhirnya nanti misalnya ada sebuah konser, ada yang ngetag video ramai, terus viral. Itu yang kalau menurut saya membuat di musik itu peraturan jadi tidak jelas. Naik turun. Makanya harus diseragamkan,” tambahnya.

Selain itu meskipun saat ini banyak acara telah digelar hybrid, namun menurut Armand konser live perlu digelar jika peraturan sudah diseragamkan. Sebab menurutnya, energi yang didapatkan oleh para musisi akan hadir jika berinteraksi langsung dengan penonton.

"Gimana ya. Musik itu kan energinya dari bertemu dengan penonton. Dimana-mana pasti akan tetap lebih (menyenangkan) offline,” kata Armand.

"Cuma ya balik lagi. Harus diseragamkan dulu (peraturannya). Makanya naik turun kan dari kemarin. Diizinin, nggak, diizinin, nggak. Tapi kalau milih ya mendingan offline lah,” tutupnya.

Baca juga: Istri dari Justin Bieber dinyatakan pulih usai alami gejala mirip stroke

Baca juga: Mulan Jameela : Hari Musik Nasional adalah apresiasi negara terhadap musik