Keselamatan Kerja Dumai Tidak Optimal

id keselamatan kerja, dumai tidak optimal

Keselamatan Kerja Dumai Tidak Optimal

Dumai, Riau, (AntaraRiau) - Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di sejumlah perusahan di Kota Dumai Provinsi Riau belum berjalan optimal dan disiplin.

"Sehingga dalam pelaksanaan kerja, tidak sedikit pekerja di perusahaan mengalami insiden kecelakaan yang mengakibatkan kematian dan kondisi cacat tubuh," kata Kepala Bidang Syarat dan Pengawasan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Dumai Muhammad Fadli, Jumat.

Dia mengatakan, kecelakaan kerja sering diakibatkan karena kelalaian pekerja maupun "error" pada peralatan dan fasilitas pengaman keselamatan kerja.

"Karena itu, dalam waktu dekat kita akan mengadakan sosialisasi SMK3 kepada seluruh perusahaan yang beroperasi di Dumai. Ini perlu agar kita bisa menekan angka kecelakaan kerja yang saat ini masih tinggi," kata Fadli.

Sepanjang tahun 2012, Disnakertrans mencatat data kecelakaan kerja yang terjadi berjumlah 27 kasus. Dua di antaranya menyebabkan korban meninggal dunia dan sebagian besar luka-luka atau cacat pada salah satu bagian tubuh.

Dua korban meninggal tersebut, yaitu Hendri, seorang karyawan CV Mahkota Dumai Perkasa bergerak di bidang suplier kontraktor karena mengalami kecelakaan lalulintas di Kawasan Industri Dumai (KID) di Pelintung Kecamatan Medang Kampai.

Korban tewas lainnya, Nurbaini Siregar, seorang buruh bongkar muat PT Mitra Perdana Sejati yang juga mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Arifin Ahmad, Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai. Insiden laka kerja sebagian besar diakibatkan kecelakaan lalulintas dan kelalain pekerja saat dalam kondisi bekerja di lingkungan perusahaan.

Di antaranya, 10 kasus lakalantas yang mengakibatkan korban luka-luka dan mengalami patah pada bagian tubuh ketika hendak menuju tempat kerja atau pulang dari kerja. Korban ada yang mengalami patah pada lengan, amputasi jari tangan, patah jari kaki.

Sedangkan korban yang mengalami luka-luka akibat insiden, yaitu mengalami sakit pinggang, luka pada jari, sakit mata, kepala luka robek, luka jari kaki, kepala terbentur lantai dan engsel mata kaki terpeleset serta akibat hipertensi.

Keseluruhan angka kecelakaan kerja terdapat juga di sejumlah perusahaan berskala besar, yaitu di kawasan PT Kawasan Industri Dumai (KID), PT Inti Benua Perkasatama, PT Capella Dinamik Nusantara, PT Naga Mas Palm Oil, PT Budi Indah dan Ramayana.

Kejadian kecelakaan kerja juga bervariasi, demikian Fadli, di antaranya terpeleset saat menuruni tangga karena kepala pusing, tangan tertarik mesin laminating atau dihantam mur lepas saat memasang kopling. Selain itu, tangan terkena martil saat memukul bearing, mesin bubut bodycase, tertimpa besi, terpeleset dan jatuh di kamar mandi.

"Kemudian ada juga yang tertimpa pipa, mata terkena serpihan material saat membersihkan dinamo mesin, terbentur kayu penyangga mesin, terkena gerinda dan terkena pisau bubut. Tingkat kecelakaan kerja ini berpotensi bisa bertambah, karena mengingat masih kurangnya kesadaran pekerja dan pengaman keselamatan kerja," ungkap Fadli.