Penularan COVID-19 via droplet versus aerosol dan tips amannya - ANTARA News Riau

Penularan COVID-19 via droplet versus aerosol dan tips amannya

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Corona

Penularan COVID-19 via droplet versus aerosol dan tips amannya

Ilustrasi (Antara/Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Sejak awal, para ahli kesehatan telah menjelaskan bahwa COVID-19 menular melalui tetesan aerosol pernapasan atau droplet. Tetapi belakangan ini mereka menemukan virus itu bisa menular ke banyak orang melalui airbone atau udara.

Para ilmuwan belum tahu mana antara keduanya yang menyebabkan lebih banyak transmisi, namun ada dua penelitian yang bisa menggambarkan perbedaan keduanya dalam menyebarkan virus.

Baca juga: Penundaan Olimpiade Tokyo berpotensi diperpanjang bila virus corona bermutasi

Penelitian pertama yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, seperti dilansir Medical Daily, menyatakan tetesan pernapasan dihembuskan ketika orang menghembuskan napas dan lebih besar atau sama dengan 5 mikron (μm).

Sementara aerosol adalah partikel yang lebih kecil, lebih kecil dari 5 μm dan cenderung menguap dengan cepat di udara atau dapat bertahan selama berjam-jam.

Orang dapat mengurangi penularan virus penyebab COVID-19 dari tetesan pernapasan dengan memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial serta fisik.

Di sisi lain, untuk transmisi melalui aerosol hanya pelindung wajah yang dapat memberikan perlindungan parsial dan jarak sosial tidak akan cukup karena aerosol dapat menyebar di udara.

Orang dengan COVID-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol. Sayangnya, masih belum ada data yang kuat untuk menentukan mana di antara keduanya menyebabkan lebih banyak transmisi virus corona.

Sementara itu, studi kedua yang diterbitkan Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi membandingkan transmisi tetesan dan aerosol dalam pengaturan lingkungan yang berbeda.

Mereka mengatakan, masih sulit untuk memastikan yang menyebabkan lebih banyak transmisi antara keduanya. Namun, para peneliti menyarankan orang-orang harus mempraktikkan tindakan pencegahan keselamatan di berbagai pengaturan, termasuk kabin pesawat terbang, mobil penumpang, pusat perawatan kesehatan dan ruang tertutup lainnya, selama pandemi.

Kedua studi menyimpulkan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tetesan pernapasan menyebabkan lebih banyak infeksi daripada aerosol dan sebaliknya.

Baca juga: Psikolog: Berkebun selama pandemi COVID-19 dapat menstabilkan suasana hati

Baca juga: Selain harga, ini yang jadi pertimbangan wisatawan setelah pandemi COVID-19

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa