Amerika Serikat minta Rusia musnahkan sistem rudal barunya

id rudal,rudal rusia terbaru

Amerika Serikat minta Rusia musnahkan sistem rudal barunya

Amerika Serikat minta Rusia musnahkan sistem rudal barunya (Antaranews)

Jenewa (Antaranews Riau/Reuters) - Amerika Serikat (AS) pada Senin meminta Rusia untuk memusnahkan sistem rudal jelajah baru mereka yang menurut negara itu merupakan "pelanggaran langsung dan terus-menerus" terhadap Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF).

AS juga menuduh Rusia mendestabilisasi kemanan dunia.

Wakil AS untuk Perlucutan Robert Wood mengatakan sistem itu mampu membawa hulu ledak konvensional dan nuklir, dan mencerminkan "ancaman langsung dan potensial terhadap Eropa dan Asia" karena memiliki jangkauan 500 km hingga 1.500 km.

AS pekan lalu menolak tawaran Rusia untuk mempertahankan perjanjian bersejarah INF yang menjauhkan rudal nuklir dari Eropa karena tidak dapat diverifikasi dengan layak. Hal itu juga membuat AS mempertimbangkan untuk mundur dari pakta itu bulan depan.

"Sayangnya, Amerika Serikat terus menemukan bahwa Rusia tidak dapat dipercaya untuk memenuhi kewajiban kontrol persenjataannya dan bahwa tindakan paksa dan fitnahnya di penjuru dunia telah meningkatkan ketegangan," kata Wood kepada Koferensi Perlucutan yang didukung PBB.

Baca juga: Rusia Angkat Bicara Soal Uji Coba Rudal Oleh Korea Utara

Belum ada tanggapan dari delegasi Rusia di forum Jenewa yang beranggotakan 65 negara tersebut, yang menggelar sidang 2019-nya.

Rusia telah mengujiterbangkan "rudal ilegal," yang disebut SSC-8/9M729, dan tidak mengambil langkah konkret untuk kembali mematuhi pakta INF, kata Wood.

"Rusia harus memusnahkan rudal-rudal SSC-8, peluncurnya, dan perlengkapan yang berkaitan dengan terverifikasi untuk memenuhi kembali Perjanjian INF," kata Wood, menegaskan kembali rencana pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari pakta itu pada awal Februari mendatang.

Wood juga mengecam dukungan Rusia terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad dan langkah Rusia yang memasok Iran dengan "persenjataan canggih seperti sistem pertahanan rudal S-300."

Wood mengatakan racun saraf yang digunakan dalam percobaan pembunuhan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris, pada Maret tahun lalu menunjukkan "sikap gegabah" Rusia dan kegagalan negara itu untuk memenuhi kewajibannya terhadap perjanjian yang melarang penggunaan senjata kimia.

Inggris mengatakan agen badan intelijen militer Rusia, GRU, meracuni Skripals dengan Novichok. Moskow, di sisi lain, membantah keterlibatan mereka dalam peracunan itu.

Skripals dan putrinya selamat dari peracunan tersebut.