Pekanbaru (ANTARA) - Libur Natal 25 Desember  2021 dan Tahun Baru 2022 tidak lama lagi. Untuk mengantisipasi gelombang ketiga COVID-19, pemerintah akan tetap melakukan pembatasan - pembatasan  kegiatan masyarakat yang menyangkut bepergian ke luar daerah apalagi antar pulau.

"Pelarangan  mudik Nataru  saya kira tidak ada, cuma dibatasi saja  dan harus dilengkapi dengan syarat-syarat sebagaimana surat edaran Satgas COVID-19 dan pemerintah daerah," kata  Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jarwansah di Pekanbaru, Rabu.

Dikatakan Jarwansah,  Satgas COVID-19  akan melakukan pemantauan  mobilitas masyarakat  menjelang momen Natal dan Tahun Baru, tentunya dengan memberlakukan  pembatasan-pembatasan, syarat vaksin dan sebagainya.

Hal ini dikatakan dia tetap dilakukan pemerintah, walau kondisi kasus konfirmasi COVID-19 di seluruh Indonesia dan Riau khususnya melandai. Namun tidak boleh lengah sebab gelombang ketiga COVID-19 yang terjadi di negara lain,  membuat  semua elemen masyarakat harus tetap waspada. 

"Di luar  negeri kita pantau gelombang ketiga COVID-19 melanda Inggris, Prancis, dan Singapura, ini akibat euforia yang berlebihan di masyarakat hingga abaikan protokol kesehatan, kita tidak inginkan itu terjadi di Indonesia," katanya.

Makanya pemerintah melalui semua elemen termasuk Badan Nasional  Penanggulangan Bencana (BNPB) selalu gencar menyosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya dan tetap disiplin pada  protokol kesehatan 5 M.

"Salah satu upaya kami lewat  gerakan mobil masker ini, dimana semua BNPB kabupaten/kota akan bergerak hingga ke pelosok desa  mengingatkan, mengawasi  dan membantu masker dan sabun cuci tangan untuk warga," katanya.

Saat ditanyakan apakah Indonesia sudah menunjukkan peningkatan kasus konfirmasi, ia mengatakan, sejauh ini dari data laporan Satgas COVID-19 belum ada provinsi yang alaminya.

"Hingga saat ini belum ada provinsi di Indonesia yang  alami gelombang ketiga COVID-19, semoga gelombang ketiga untuk Indonesia  tidak terjadi," katanya.

Ia berpesan cara untuk menghindari itu butuh peran dan kepedulian masyarakat, disiplin pada prokes.

"Yang penting kalau kita disiplin dengan protokol kesehatan pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, menghindari kerumunan dan mencegah mobilitas interaksi, maka gelombang ketiga tidak perlu kita takuti," katanya.

Sebelumnya Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, bahwa kasus konfirmasi COVID-19 di wilayah setempat menujukkan tren penurunan. Bahkan dua hari terakhir sempat tidak ada penambahan orang yang positif.

"Riau saat ini  kasus aktif  COVID-19 di tinggal 24 orang, 14 orang di isolasi mandiri dan 10 lainnya dirawat  di rumah sakit," kata Syamsuar.

Ia juga menyatakan dalam dua hari terakhir tidak ada penambahan kasus COVID-19 di Riau.

"Dua hari  berturut-turut kasus positif COVID-19 nol di Riau yang meninggal juga nol," kata Syamsuar.

Namun demikian  lanjut dia, sesuai arahan Presiden semua elemen harus tetap waspada. Tidak lama lagi ada kegiatan Natal dan Tahun Baru. 

"Ini harus jadi kewaspadaan kami harapkan pemerintah kabupaten/kota agar selalu mengingatkan masyarakatnya tetap prokes," tukasnya.

Pewarta : Vera Lusiana
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025