Target 35.000 MW Di Tengah Krisis Energi

id target 35000, mw di, tengah krisis energi

Target 35.000 MW Di Tengah Krisis Energi

Jakarta, (Antarariau.com) - Tingkat konsumsi listrik per kapita di Indonesia masih sangat rendah dan terjadi kesenjangan akses listrik yang besar antara desa dan kota.

Menurut data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sektor ketenagalistrikan di Indonesia dihadapkan pada tiga permasalahan utama.

Pertama, masih tingginya jumlah penduduk yang belum memiliki akses listrik mencapai 60 juta orang. Kedua, adanya ketimpangan akses listrik yang besar antara kota dan desa.

Ketiga, tingkat konsumsi listrik per kapita yang masih rendah. Upaya ini yang mendasari pemerintah harus menggenjot produksi listrik nasional.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Alihuddin Sitompul mengatakan beberapa pembangkit tenaga listrik di Indonesia pada saat ini kritis serta membutuhkan "istirahat" atau perawatan total.

"Kendalanya adalah ketika beberapa pembangkit listrik tersebut beristirahat atau di-"service", maka pembangkit itu harus keluar dari sistem dulu, dengan kata lain tidak dapat memberikan pasokan dalam beberapa waktu," kata Alihuddin.

Kondisi konduktor dan trafo di Pulau Jawa sudah dalam keadaan fisik tua. Terkadang banyak mengalami "lossing" energi (tereduksi dayanya menjadi panas) sehingga perlu dicari apa yang tidak beres atau di-"service".

Masalahnya ketika di-"service", paling tidak harus "off" selama dua minggu, ya krisis energi.

"Kalau PLTU Batang masuk 2x1.000 MW, maka masih sekitar 10 persen dari target, otomatis pembangkit yang sudah terseok-seok minta istirahat. Jadi kondisi pembangkit sekarang adalah tiga normal, sembilan siaga dan 11 defisit," katanya.

Bersambung ke hal 2...