Oleh Hanni Sofia Soepardi
Jakarta, (Antarariau.com) - Prediksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang perekonomian Indonesia yang bakal meroket pada akhir tahun 2015, pelan tapi pasti mulai menunjukkan hasilnya.
Tidak sampai sepekan, mata uang garuda melompat tajam dari yang semula hampir mencapai angka psikologis Rp15.000 per dolar AS menjadi berkisar Rp13.000-an pada penutupan pasar pekan lalu.
Rupiah telah terdorong sentimen positif bahkan menunjukkan kecenderungan terus menguat sampai akhir Oktober 2015.
Fenomena penguatan rupiah yang perkasa itu sedikit banyaknya mengejutkan para analis ekonomi yang sempat pesimistis terhadap masa depan ekonomi di Tanah Air.
Boleh jadi sejumlah kalangan berkelit keperkasaan rupiah lebih karena upaya bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve yang urung menaikkan suku bunganya.
Namun harus diakui bahwa menguatnya rupiah sedikit banyaknya lantaran ada usaha ekstra keras dari Pemerintah Jokowi-JK melalui sederet paket kebijakan ekonominya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara
mengatakan bahwa kini situasi pasar keuangan semakin membaik yang disebabkan faktor eksternal dan internal.
Bersambungkehal 2 ...
Berita Lainnya
Pemerintah Rilis Paket Kebijakan Ekonomi XVI
16 November 2018 11:05 WIB
Darmin Beri Kisi-kisi Paket Kebijakan 2016
18 December 2015 1:45 WIB
Paket Kebijakan Dan Sentimen Positif Bagi Rupiah
11 October 2015 6:26 WIB
Masukan Dunia Usaha Terkait Paket Kebijakan Perekonomian
02 October 2015 12:30 WIB
Masukan Dunia Usaha Terkait Paket Kebijakan Perekonomia
02 October 2015 12:25 WIB
Hatta: Paket Kebijakan Ekonomi Ketiga Sedang Disiapkan
06 March 2014 13:01 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia diprediksi melemah terbatas seiring sentimen domestik dan global
18 April 2024 10:08 WIB
Harga minyak naik di awal Asia dipicu sentimen pasokan dan pemulihan China
18 September 2023 9:32 WIB