Oleh Ahmad Wijaya
Jakarta, (Antarariau.com) - Upaya pemerintah dalam memperbaiki jalur pantai utara (Pantura) dan jalur selatan menghadapi arus mudik dan balik Lebaran tahun ini tampaknya sangat serius.
Dua jalur itu yang selama ini menjadi jalan utama bagi pemudik untuk pulang ke kampung halamannya, saat ini dalam kondisi cukup bagus serta tidak ada lagi ditemui kerusakan jalan dan jembatan yang kondisinya parah.
Kalaupun di beberapa titik masih ditemui jalan bergelombang dan berlubang namun kondisinya tak terlalu parah, sehingga kendaraan masih dapat berjalan dalam kondisi cukup cepat.
Kemacatan masih bisa terjadi khususnya di pasar tumpah, yang antara lain berada di Ciasem, Bulak, dan Arjawinangun yang ketiganya berada di Jawa Barat.
Tiga titik tersebut selama ini memang menjadi langganan kemacetan. "Kemacetan tak hanya terjadi pada saat arus mudik maupun balik, tapi pada hari-hari biasa terutama saat pagi hari juga terjadi kemacatan," kata Suroto, seorang pengemudi truk.
Dia mengatakan, pada pagi hari dan jelang Lebaran, biasanya ada sejumlah polisi yang mengatur arus kemacetan di tiga lokasi tersebut. Tapi hal itu dinilai tak mampu mengurangi kemacetan.
Menurutnya, kondisi jalur Pantura tahun ini sudah jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Berbagai perbaikan telah dilakukan beberapa bulan lalu sehingga saat ini lancar dilalui.
Dia yang seminggu dua kali selalu melintasi jalur Pantura mengemudikan truk mengangkut kendaraan bermotor mengatakan pemerintah pusat dan daerah tampaknya tahun ini cukup serius memperhatikan kondisi jalan di Pantura, sehingga diharapkan tak ada lagi kerusakan jalan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sekitar tiga minggu menjelang Ramadhan ini, katanya, dari pengalaman mengendarai kendaraan berat itu perbaikan jalur di Pantura sudah nyaris tak ada mengingat sudah selesai sejak beberapa minggu lalu.
"Meskipun demikian kemacetan masih saja terjadi apabila ada kecelakaan, kendaraan yang mogok, hingga ada pasar di jalur tersebut," katanya.
Pernyataan serupa disampaikan Slamet Riadi, seorang sopir truk yang hampir setiap hari bertugas mengantarkan kebutuhan pokok perusahaan tempat dia bekerja.
Slamet yang bertugas mengantarkan kebutuhan pokok Jakarta-Demak, Jawa Tengah, mengatakan kondisi jalur Pantura saat ini sudah bagus sehingga membantu kelancaran dalam tugasnya di jalan raya.
Menurutnya, jalur Pantura memang masih favorit bagi sejumlah pengendara yang ingin bepergian ke arah barat maupun timur di Pulau Jawa.
"Kalau lewat jalur selatan selain lebih jauh, kondisi jalan yang menanjak dan berbelok-belok menjadikan jarak tempuh lebih lama dan ini berimbas pada biaya pembelian solar," katanya.
Wartawan Antara yang menelusuri jalur Pantura melaporkan kondisi jalan kawasan pantai utara itu memang sudah baik dan tidak menemukan ada perbaikan yang berarti.
Demikian juga jembatan Comal, Jawa Tengah, yang tahun lalu sempat ambrol sehingga membuat kemacetan panjang, tahun ini sudah selesai diperbaiki.
Sekalipun secara umum jalur Pantura dalam kondisi baik, namun masih ditemukan adanya perbaikan jalan terutama di jalan tol Panci-Pejagan sekitar 32 kilometer.
Kondisi jalan tol tersebut saat ini masih dalam taraf perbaikan sehingga pengemudi diminta waspada saat mengemudikan kendaraan, mengingat banyak terdapat lubang yang sangat berbahaya.
Sekalipun tanda peringatan banyak dipasang di lokasi perbaikan jalan, namun pengemudi diminta untuk tetap waspada terutama saat malam hari.
Keluar dari pintu gerbang tol Pejagan, terdapat pertigaan yang jika belok ke kanan ke arah Purwokerto dan belok ke kiri ke arah Brebes, Tegal dan Semarang.
Di pertigaan tersebut, khususnya arah Semarang, jalan bergelombang cukup parah sehingga kendaraan harus jalan perlahan-lahan dan berpotensi terjadinya kemacetan apalagi dalam jarak 1,5 kilometer ada perlintasan rel kereta api.
Demikian pula untuk jalan di Alas Roban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kondisi jalan juga cukup baik dan mulus sekalipun terdapat beberapa tambalan aspal menyebabkan jalan bergelombang.
Di kawasan itu mengingat jalannya agak menanjak dan menurun sehingga banyak kendaraan berat menurunkan kecepatan, berpotensi terjadi kemacetan sekalipun ruasnya sudah diperlebar.
Saat normal hari biasa dan jika tidak terjadi kemacetan jarak Jakarta-Semarang membutuhkan waktu tempuh sekitar sembilan hingga 11 jam.
Sedangkan saat Lebaran tergantung kondisi jalan yang tidak bisa diprediksi. Ada yang mengalami waktu tempuh paling cepat mudik lebaran ke Semarang antara 13 hingga 18 jam.