Sambungan dari hal 1 ...
Jalur selatan
Sama halnya dengan jalur Pantura, jalur selatan yang menghubungkan Surabaya menuju Jakarta lewat Yogyakarta dan Bandung kondisi jalannya pun cukup baik dan mulus.
Hanya saja di jalur tersebut jalannya banyak melalui pegunungan sehingga sering ditemui tanjakan, turunan, dan belokan.
Masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi bisa menelusuri jalur selatan Pulau Jawa, khususnya rute Surabaya menuju Daerah Istimewa Yogyakarta sejauh 339 kilometer, yang kondisinya cukup mulus dan memiliki pemandangan menarik.
Perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta bila dalam kondisi normal dapat ditempuh sekitar 7-8 jam.
Kendati demikian, pengendara harus tetap waspada selama mengendarai kendaraan karena pada pagi hingga siang hari jalur tersebut cukup ramai, terutama oleh kendaraan roda dua, bus, dan truk.
"Jalur tersebut memang mulus dan favorit bagi pengendara bus dan truk. Satu hari saya bisa dua kali mengendarai bus Surabaya-Yogyakarta pergi pulang tentunya gantian dengan sopir cadangan," kata Sutrisno, pengemudi bus.
Pada saat tidak liburan, kata dia, jalur tersebut ramai pada saat pagi dan siang hari karena ketika itu anak-anak pergi dan pulang sekolah. Namun, pada saat arus mudik dan balik Lebaran, jalur tersebut cukup padat sehingga jarak tempuh kedua kota tersebut bisa lebih lama lagi.
Kondisi jalan dari Surabaya menuju Yogyakarta relatif cukup baik dan mulus sekalipun ada sejumlah titik yang kondisinya bergelombang dan berlubang.
Dari Surabaya menuju Mojokerto, lalu ke Jombang, Nganjuk, dan Caruban, Jawa Timur, kondisi jalannya sangat mulus dan lurus meskipun melintasi sejumlah persimpangan.
Dari Caruban, pengemudi bisa memilih dua jalur menuju Yogyakarta. Pertama, menuju Ngawi, Sragen, Solo, untuk menuju Yogyakarta. Kondisi jalan tersebut lurus saja dan relatif baik.
Pilihan kedua pengemudi dari Caruban bisa memilih jalur Madiun, Magetan, Sarangan, Cemorosewu, Karanganyar, Solo, lalu ke Yogyakarta.
Untuk pilihan kedua ini, kondisi jalan juga mulus. Namun, di Sarangan dan Cemorosewu pengemudi harus ekstra hati-hati karena jalur tersebut menanjak dan menurun serta berliku-liku sehingga kendaraan harus dalam kondisi baik.
Jika dilihat dari pemandangan, jalur alternatif pertama hanya bisa melihat sawah. Namun, untuk pilihan kedua, masyarakat bisa menikmati keindahan alam yang sangat indah, seperti hutan cemara dan udara dingin walaupun pada siang hari.
Selama perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta, nyaris tidak ditemui ada perbaikan jalan atau jembatan sehingga pada saat arus mudik dan balik Lebaran tahun ini diharapkan sudah siap untuk dilalui.
Hal yang perlu diwaspadai pengemudi adalah di jalur Ngawi, Matingan, menuju Sragen sejauh 52 kilometer mengingat jalur tersebut mulus dan lurus.
Bagi sejumlah pengemudi yang selalu melalui jalan itu, jalur tersebut disebut jalur "tengkorak" karena sering terjadi kecelakaan yang merenggut korban jiwa.
"Jalan tersebut memang sangat mulus dan lurus sehingga banyak pengemudi yang memacu kendaraannya dengan cepat. Kondisi tersebut malah membuat kita tidak waspada sehingga terjadi kecelakaan," kata pengemudi Bus Slamet Mulyo yang mengendarai rute Solo-Ngawi p.p.
Hampir setiap bulan, kata dia, selalu saja ada kecelakaan yang merenggut korban jiwa di jalur tersebut sehingga pengemudi harus hati-hati.
"Rata-rata kecelakaan terjadi akibat sopir ngantuk karena lelah mengemudi. Jadi, sebaiknya kalau lelah, istirahat dulu di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang banyak terdapat di jalur itu," tambahnya.