Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, terus memperkuat sektor pertanian melalui program pemberdayaan masyarakat untuk melepaskan ketergantungan sayuran seperti cabai dan bawang dari luar daerah.
"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan sayuran dan bawang serta cabai di Riau, 90 persen dipasok dari luar daerah seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara," kata Bupati Kampar Jefry Noer kepada pers di Hotel Tiga Dara Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Kamis.
Ia menjelaskan, Pemkab Kampar melakukan inovasi untuk menjalankan berbagai program pertanian dengan target menuju swasembada ketahanan pangan khususnya sayuran, cabai dan bawang merah.
"Kami bertekad untuk membalikkan semuanya. Kampar dan Riau yang tadinya ketergantungan sayuran luar daerah, kedepan tidak lagi dan justru akan memasok sayuran, cabai dan bawang ke daerah lain," kata Jefry.
Semua program pertanian tersebut dipusatkan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Kawasan P4S itu menjadi wadah untuk melatih masyarakat menjadi petani, peternak sapi dan ikan. Targetnya adalah agar warga Kampar bisa menjadi petani yang andal dengan pengetahuan memadai, sehingga bisa hidup mandiri, bahkan memandirikan masyarakat lainnya.
"Seluruh pengembangan pelatihan di kawasan P4S tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah," katanya.
Jefry mengatakan, Pembak Kampar kini menggiatkan program peningkatan dan kemandirian masyarakat dalam berbagai hal. Selain pertanian dan peternakan, juga termasuk mengembangkan industri baju sekolah hingga menjadi sentral di Provinsi Riau. Targetnya adalah kalangan ibu rumah tangga, memberikan mereka pelatihan menjahit dengan harapan mampu untuk menghasilkan baju sekolah guna memenuhi kebutuhan seragam sekolah di Kabupaten Kampar.
"Sekarang ini untuk seragam sekolah, kebanyakan daerah-daerah di Riau masih memesannya dari luar provinsi seperti Jawa dan juga Bukittinggi," kata Jefry Noer.
Maka dari itu, lanjutnya, hal itu merupakan peluang bagi Kampar untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat perindustrian baju, khususnya untuk seragam sekolah mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.
"Ini merupakan peluang yang harus dicapai sebagai upaya menyukseskan program 3 Zero, yaitu bebas kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh," katanya. *** (adv)