Jakarta (ANTARA) - Secangkir kopi atau teh dapat menjadi pilihan bagi beberapa orang untuk menghilangkan rasa kantuk serta untuk mendapatkan energi sebelum memulai hari.
Teh atau kopi hangat juga menjadi pilihan saat hujan turun sebagai minuman penghangat tubuh.
Baca juga: Doyan Kafein dan Gula Tiap Hari? Ini Bisa Jadi Alarm Metabolisme Terganggu!
Tapi rupanya mengonsumsi minuman dengan kandungan kafein memiliki sisi negatif yang patut dipertimbangkan.
“Kafein menghambat adenosin, zat kimia otak yang membantu kita rileks, membuat kita merasa waspada untuk sementara waktu. Namun setelah efeknya hilang, tubuh akan lemas, menyebabkan kelelahan mendadak, keinginan untuk ngemil, mudah tersinggung dan kabut obat,” ujar Pelatih Gaya Hidup Nidhi Nahata dikutip dari Hindustan Times, Senin.
Ia menambahkan bahwa kafein memberikan efek “bangun” yang lebih cepat namun efek sampingnya bertahan jauh lebih lama.
Nidhi mengatakan bahwa selama musim hujan seseorang cenderung minum air lebih sedikit. Sementara kopi dan teh menyebabkan diuretik atau menyebabkan tubuh mengeluarkan cairan, maka frekuensi buang air kecil lebih sering, kehilangan cairan dan dehidrasi ringan.
Pada akhirnya menyebabkan kembung, kulit kering, sakit kepala, energi rendah, dan pencernaan buruk.
Baca juga: Konsumsi kafein bisa bantu hilangkan lemak di perut
Nidhi merekomendasikan batas asupan kafein harian dan teh herbal yang dapat diterapkan sehari-hari.
Kopi: 300–350 ml (sekitar 2 cangkir kecil)
Teh (hitam/India): 450–500 ml (sekitar 3 cangkir kecil)
Teh hijau: 300 ml (1–2 cangkir)
Teh herbal: 500 ml (2–3 cangkir)
Ia menegaskan peran penting asupan air dan menyebutnya sebagai hal yang tak tergantikan bahkan di musim hujan yakni 2–2,5 liter air setiap hari meskipun tidak merasa haus.