Bangkinang Kota (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Hambali mengajak semua elemen masyarakat bersama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan mengingat musim kemarau sudah berjalan dua minggu belakangan.
Ajakan itu disampaikannya saat memimpin rapat Koordinasi Penanganan dan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan 2025 di ruang rapat lantai III Kantor Bupati Kampar, Selasa.
“Musim kemarau saat ini sudah berjalan lebih kurang dua minggu belakangan, dengan demikian titik api diwilayah Provinsi Riau khususnya di wilayah Kabupaten Kampar telah mulai muncul,” ujarnya.
Dari Januari s/d April 2025 telah terjadi kebakaran hutan dan lahan lebih kurang seluas 11,2 hektar dengan enam titik api antara lain terdapat di Kecamatan Kampar Kiri tiga titik, Kuok dua titik dan satu titik di Kecamatan XIII Koto Kampar.
“Dengan demikian sebelum terjadinya kebakaran di wilayah Kabupaten Kampar, maka diminta agar seluruh elemen melakukan pencegahan sebelum terjadinya kebakaran. Khususnya kepada Tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla kampar agar serius dalam pencegahannya. "Lebih baik mencegah dari pada mengobati". Karena ini selalu terjadi, dan pernah terjadi kebakaran yang luar biasa dan berdampak kepada kehidupan kita,” ujarnya.
Selain itu, kepada para camat dan kepala desa juga diminta untuk menyampaikan dan mensosialisasikan kepada masyarakat terkait antisipasi Karhutla di wilayah Kabupaten Kampar khususnya Kecamatan Tambang yang terus terjadi setiap tahunnya. Saling mengingatkan, dan saling memberi informasi.
Sementara itu Kepala Manggala Agni Daops Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Sumatera 4 Pekanbaru Chaerul Ginting, dalam kesempatan itu bahwa Wilayah KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) yang sering terjadi kebakaran adalah diwilayah KPH Kampar Kiri Sungai Pagar dan Batu Gajah Suligi, Kawasan hutan Bukit Bungkuk dan SM Rimbang Baling.
Dimana untuk di Kabupaten Kampar sendiri, kebakaran pada tahun 2020 data dari Kementrian LHK masih dibawah 100 hektar, namun dari sampai tahun 2024 yang lalu sudah mencapai 585 Hektar yang menjadikan peringkat nomor 6 tertinggi di Provinsi Riau.(*)