Kurangi pengangguran, Riau latih 40 peserta membatik

id Kepala Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, (Disnakertrans) Provinsi Riau, Boby Rachmat

Kurangi pengangguran, Riau latih 40 peserta membatik

40 peserta dilatih membatik. ANTARA/HO-Humas Disnaker Riau.

Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau, melatih sebanyak 40 peserta dalam bidang kerajinan membatik untuk bisa menjadi wirausaha yang produktif sebagai upaya mengurangi jumlah pengangguran di daerah itu.

"Peserta menjalani pelatihan membatik, dengan harapan jika semua orang dapat menjadi wirausahawan sukses. Karena itu butuh persiapan diri, iklim, dan peluang atau kesempatan kerja makin luas," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau, Boby Rachmat di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan perluasan lapangan kerja bisa tumbuh melalui perluasan berwirausaha sehingga sejumlah wirausahawan yang inovatif dan kreatif harus bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, serta siap menghadapi tantangan dan risiko untuk berwirausaha.

Jika usaha itu tumbuh dan berkembang maka diyakini mampu menyerap tenaga kerja sekaligus berdampak terhadap pengurangan tenaga kerja.

"Peserta menjalani pelatihan selama 17 hari dalam program pelatihan padat karya ini dibina oleh para pelatih berasal dari sekolah luar biasa," katanya.

Kegiatan ini dirangkaikan dengan kegiatan pelayanan antar kerja lintas daerah kabupaten/kota sub kegiatan perluasan kesempatan kerja (Padat Karya) membatik yang juga diikuti sejumlah peserta penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas adalah juga warga negara yang mengalami keterbatasan fisik, namun mereka tetap memiliki hak untuk berusaha dalam memenuhi kebutuhan sendiri secara mandiri yakni dengan cara mengembangkan usaha produktif sehingga mereka membutuhkan pelatihan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau hasil Sakernas Februari 2024 sebesar 3,85 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar tiga orang penganggur. Pada Februari 2024, TPT mengalami penurunan sebesar 0,40 persen poin dibandingkan dengan Februari 2023.

Pada Februari 2024, TPT perempuan sebesar 4,66 persen, lebih tinggi dibanding TPT laki-laki yang sebesar 3,42 persen. TPT laki-laki mengalami penurunan sebesar 0,85 persen poin sedangkan TPT perempuan mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen poin jika dibandingkan Februari 2023.

TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkan pasokan tenaga kerja.