Melihat inovasi pengolahan air gambut, sekarang bisa diminum
Bengkalis (ANTARA) - Warga Dusun Beringin, Desa Lubuk Muda, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, sulit mendapatkan sumber air baku yang layak untuk kehidupan sehari-hari karena berada di kawasan gambut.
Masyarakat masih mengharapkan turunnya air hujan dan jika tetesan air hujan tidak kunjung datang terpaksa mengkonsumsi air gambut yang bersumber dari Sungai Dayang yang melintasi desa tersebut. ‘Air redang,’ begitu masyarakat mengistilahkan air gambut, sebagai air utama untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik untuk masak, minum, mandi dan mencuci.
Impian masyarakat setempat untuk mendapatkan air bersih dan bisa langsung dikonsumsi akhirnya tercapai, berkat inovasi yang dikembangkan PT. Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Sungai Pakning melalui program konservasi air gambut berupa fasilitas filtrasi air gambut, yang dinamakan Filagam. Alat ini mampu memfiltrasi air gambut sehingga menjadi jernih dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Filagam dengan nama Tirta Muda dibangun seluas di atas areal seluas 30 m x 40 m, mulai difungsikan sejak tahun 2021 yang lalu. Tanah yang merupakan hibah dari masyarakat setempat ini sudah terlihat bangunan yang terdiri dari rumah, fasilitas penyulingan air dan juga lapangan untuk Bola Voli bisa dan depot air bisa dibangun oleh PT, KPI melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang menghabiskan anggaran sekitar Rp300.000.000.
Untuk tenaga pengelola filagam PT, KPI melibatkan pemuda setempat yang bertugas menjaga dan mengoperasikan filagam untuk kebutuhan air bersih yang saat ini sudah dirasakan manfaatnya sebanyak 116 Kepala Keluarga, bahkan untuk hasil penjualan air bersih dari depot yang ada di filagam tersebut sudah bisa membantu untuk biaya operasional pengolahan air gambut tersebut.
"Rasanya mimpi kami bisa mendapatkan air bersih, dahulu warnanya airnya coklat dan sekarang sudah bisa dikonsumsi langsung masyarakat dan tidak payah lagi mengambil air ke sungai untuk kebutuhan sehari-hari lagi, sejak adanya filagam ini," ujar Andi Saputra Ketua kelompok Tirta Muda kepada sejumlah wartawan yang mengikuti media visit PT KPI Sungai Pakning, Selasa (25/10).
Untuk pengoperasian filagam ini, sebanyak 10 orang pemuda diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh tenaga ahli dari PT, KPI dan saat ini filagam sudah beroperasi selama 24 jam dengan kapasitas produksi sebanyak 400 liter per harinya.
"Untuk sambungan ke rumah masyarakat PT.KPI hanya membantu sambungan untuk pipa di luar, untuk sambungan ke rumah masyarakat ditanggung pemilik rumah," kata Andi.
Dengan adanya keberadaan filagam ini tentu sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, terutama saat musim kemarau masyarakat tidak perlu lagi kesulitan untuk mendapatkan air bersih. bahkan dampak lain juga sudah mulai tumbuh Usaha Kecil Menegah (UKM) yang bisa mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat yang ada di Dusun Beringin ini.
"Untuk kualitas air ini sudah dilakukan uji labor oleh PT,KPI dan hasilnya air pengolahan tersebut bisa langsung diminum, sedangkan untuk operasional masih dibantu oleh PT. KPI hingga nanti bisa mandiri untuk beberapa tahun ke depan," ungkapnya.
Kepala Desa (Kades) Lubuk Muda Riswan mengungkapkan bahwa dengan adanya pembangunan fasilitas pengolahan air gambut ini tentu sangat dirasakan manfaat oleh masyarakat yang selama ini masih bergantung kepada air hujan untuk bahan ketersediaan air minum, bahkan dalam membantu program ini pihak desa juga akan menyisihkan anggaran untuk membantu operasional petugas yang ada dan ini merupakan bentuk keseriusan dari Pemerintah Desa dalam mendukung program CSR Pertamina tersebut.
Riswan juga berharap kepada Pertamina agar dapat juga membantu pemasangan pipa untuk untuk kebutuhan air bersih kepada masyarakat masyarakat dusun lainnya yang ada di Desa Lubuk Muda dan bisa diprogramkan secara bertahap nantinya.
"Hari ini baru 116 KK yang baru merasakan manfaat dari filagam ini, kita berharap manfaat ini juga bisa dirasakan oleh masyarakat yang ada di dusun lainnya juga bisa menerima pasokan ketersediaan air bersih ini nantinya," ujar Kades.
Jadi percontohan
PT. KPI Unit Sungai Pakning menjadikan Dusun Beringin Desa Lubuk Muda sebagai salah satu percontohan desa yang sudah memiliki filagam untuk pengolahan air gambut dijadikan air bersih untuk kebutuhan masyarakat yang bisa dikembangkan oleh desa lainnya yang ada di Kabupaten Bengkalis.
"Satu keinginan dari kami memberikan terbaik bagi perusahaan dan lingkungan dan akan dikembangkan terus menerus untuk menjadi percontohan dan kami sangat butuh dengan masyarakat dan media dan akademisi untuk membangun dan mengembangkan air bersih, kebutuhan air bersih sangat diperlukan oleh masyarakat," ujar Antoni RDolokasaribu Manager Pertamina RU II Sungai Pakning.
Air yang bersumber dari Sungai Dayang ini biasanya digunakan bahan suplai air bersih ke pabrik dan perumahan yang ada di Pertamina akan tetapi inovasi hari ini juga menjadikan air gambut ini bisa digunakan untuk konsumsi diminum oleh masyarakat setempat.
Saat ini air ini sudah dibuat kemasannya dan bisa dijual meningkatkan Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat dan produk ini bisa dijual dan Pertamina mempunyai visi dan program ini bisa berkelanjutan dan merupakan sebuah inovasi yang modern yang berdampak bagi masyarakat dan konsumen.
"Kita akan tetap mengevaluasi sampai kelompok ini mandiri dalam pengelolaan dan setelah itu dilepas hingga waktu sudah bisa berjalan sendiri dan ke depan akan juga diprogramkan ke desa lain," kata Antoni.
Selain itu, filagam ini juga bisa dibangun dari anggaran Pemerintah Kabupaten yang saat ini sudah banyak menyalurkan program untuk setiap desa yang ada dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tujuan mensukseskan program visi dan misi Kepala Daerah.
"Inovasi ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat Desa Lubuk Muda di sekitar Sungai Dayang yang kesulitan dalam mengakses air bersih.Kami berharap masyarakat dapat berkolaborasi untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yakni memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi masyarakat,” jelasnya.
Program CSR secara bertahap
Corporate Secretary Kilang Pertamina Internasional Pusat Edward Manaor Siahaan mengugkapkan bahwa program CSR ini akan dilakukan secara bertahap dari pembangunan infrastruktur maupun kelompoknya setiap tahun secara konsisten, satu program ini seperti pembangunan filagam di Desa Lubuk Muda, Kecamatan Siak Kecil, ini dianggap bisa jalan sendiri baru setelah ada nampak keberhasilan dari program tersebut dan bergerak ke sektor lain.
"Program CSR ini melihat permasalahan lingkungan sosial yang ada lokasi kilang Pertamina.dan setelah berhasil baru bergerak ke sektor lainnya," ujarnya.
Untuk membuat orang mengetahui keberhasilan program CSR ini tentu ada dukungan publikasi dari media, untuk di wilayah Bengkalis dengan adanya keberadaan filagam ini dengan bertanggungjawab memprioritaskan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan dan tentu ada monitor evaluasi dengan berkelanjutan.
"Tidak sekedar membantu saja tentu ada pendampingan dan perlu pembentukan pemuda kelompok dalam mempunyai hasrat dalam mengembangkan program CSR di setiap wilayah operasi kilang Pertamina yang ada," ungkapnya lagi.
Tentu keberhasilan ini akan berjalan bila terprogram dengan baik serta mindset pelakunya juga memilikiwawasan terhadap program yang telah diberikan dalam melakukan pengelolaan terhadap filagam yang baru berjalan dua tahun tersebut.
"Jalan terbaik adalah mindset pelakunya, kalau ini bisa mengubah jalan hidup tentu akan bisa berkembang dalam program filtralisasi air bersih ini," kata Edward.
Masyarakat masih mengharapkan turunnya air hujan dan jika tetesan air hujan tidak kunjung datang terpaksa mengkonsumsi air gambut yang bersumber dari Sungai Dayang yang melintasi desa tersebut. ‘Air redang,’ begitu masyarakat mengistilahkan air gambut, sebagai air utama untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik untuk masak, minum, mandi dan mencuci.
Impian masyarakat setempat untuk mendapatkan air bersih dan bisa langsung dikonsumsi akhirnya tercapai, berkat inovasi yang dikembangkan PT. Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Sungai Pakning melalui program konservasi air gambut berupa fasilitas filtrasi air gambut, yang dinamakan Filagam. Alat ini mampu memfiltrasi air gambut sehingga menjadi jernih dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Filagam dengan nama Tirta Muda dibangun seluas di atas areal seluas 30 m x 40 m, mulai difungsikan sejak tahun 2021 yang lalu. Tanah yang merupakan hibah dari masyarakat setempat ini sudah terlihat bangunan yang terdiri dari rumah, fasilitas penyulingan air dan juga lapangan untuk Bola Voli bisa dan depot air bisa dibangun oleh PT, KPI melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang menghabiskan anggaran sekitar Rp300.000.000.
Untuk tenaga pengelola filagam PT, KPI melibatkan pemuda setempat yang bertugas menjaga dan mengoperasikan filagam untuk kebutuhan air bersih yang saat ini sudah dirasakan manfaatnya sebanyak 116 Kepala Keluarga, bahkan untuk hasil penjualan air bersih dari depot yang ada di filagam tersebut sudah bisa membantu untuk biaya operasional pengolahan air gambut tersebut.
"Rasanya mimpi kami bisa mendapatkan air bersih, dahulu warnanya airnya coklat dan sekarang sudah bisa dikonsumsi langsung masyarakat dan tidak payah lagi mengambil air ke sungai untuk kebutuhan sehari-hari lagi, sejak adanya filagam ini," ujar Andi Saputra Ketua kelompok Tirta Muda kepada sejumlah wartawan yang mengikuti media visit PT KPI Sungai Pakning, Selasa (25/10).
Untuk pengoperasian filagam ini, sebanyak 10 orang pemuda diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh tenaga ahli dari PT, KPI dan saat ini filagam sudah beroperasi selama 24 jam dengan kapasitas produksi sebanyak 400 liter per harinya.
"Untuk sambungan ke rumah masyarakat PT.KPI hanya membantu sambungan untuk pipa di luar, untuk sambungan ke rumah masyarakat ditanggung pemilik rumah," kata Andi.
Dengan adanya keberadaan filagam ini tentu sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, terutama saat musim kemarau masyarakat tidak perlu lagi kesulitan untuk mendapatkan air bersih. bahkan dampak lain juga sudah mulai tumbuh Usaha Kecil Menegah (UKM) yang bisa mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat yang ada di Dusun Beringin ini.
"Untuk kualitas air ini sudah dilakukan uji labor oleh PT,KPI dan hasilnya air pengolahan tersebut bisa langsung diminum, sedangkan untuk operasional masih dibantu oleh PT. KPI hingga nanti bisa mandiri untuk beberapa tahun ke depan," ungkapnya.
Kepala Desa (Kades) Lubuk Muda Riswan mengungkapkan bahwa dengan adanya pembangunan fasilitas pengolahan air gambut ini tentu sangat dirasakan manfaat oleh masyarakat yang selama ini masih bergantung kepada air hujan untuk bahan ketersediaan air minum, bahkan dalam membantu program ini pihak desa juga akan menyisihkan anggaran untuk membantu operasional petugas yang ada dan ini merupakan bentuk keseriusan dari Pemerintah Desa dalam mendukung program CSR Pertamina tersebut.
Riswan juga berharap kepada Pertamina agar dapat juga membantu pemasangan pipa untuk untuk kebutuhan air bersih kepada masyarakat masyarakat dusun lainnya yang ada di Desa Lubuk Muda dan bisa diprogramkan secara bertahap nantinya.
"Hari ini baru 116 KK yang baru merasakan manfaat dari filagam ini, kita berharap manfaat ini juga bisa dirasakan oleh masyarakat yang ada di dusun lainnya juga bisa menerima pasokan ketersediaan air bersih ini nantinya," ujar Kades.
Jadi percontohan
PT. KPI Unit Sungai Pakning menjadikan Dusun Beringin Desa Lubuk Muda sebagai salah satu percontohan desa yang sudah memiliki filagam untuk pengolahan air gambut dijadikan air bersih untuk kebutuhan masyarakat yang bisa dikembangkan oleh desa lainnya yang ada di Kabupaten Bengkalis.
"Satu keinginan dari kami memberikan terbaik bagi perusahaan dan lingkungan dan akan dikembangkan terus menerus untuk menjadi percontohan dan kami sangat butuh dengan masyarakat dan media dan akademisi untuk membangun dan mengembangkan air bersih, kebutuhan air bersih sangat diperlukan oleh masyarakat," ujar Antoni RDolokasaribu Manager Pertamina RU II Sungai Pakning.
Air yang bersumber dari Sungai Dayang ini biasanya digunakan bahan suplai air bersih ke pabrik dan perumahan yang ada di Pertamina akan tetapi inovasi hari ini juga menjadikan air gambut ini bisa digunakan untuk konsumsi diminum oleh masyarakat setempat.
Saat ini air ini sudah dibuat kemasannya dan bisa dijual meningkatkan Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat dan produk ini bisa dijual dan Pertamina mempunyai visi dan program ini bisa berkelanjutan dan merupakan sebuah inovasi yang modern yang berdampak bagi masyarakat dan konsumen.
"Kita akan tetap mengevaluasi sampai kelompok ini mandiri dalam pengelolaan dan setelah itu dilepas hingga waktu sudah bisa berjalan sendiri dan ke depan akan juga diprogramkan ke desa lain," kata Antoni.
Selain itu, filagam ini juga bisa dibangun dari anggaran Pemerintah Kabupaten yang saat ini sudah banyak menyalurkan program untuk setiap desa yang ada dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tujuan mensukseskan program visi dan misi Kepala Daerah.
"Inovasi ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat Desa Lubuk Muda di sekitar Sungai Dayang yang kesulitan dalam mengakses air bersih.Kami berharap masyarakat dapat berkolaborasi untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yakni memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi masyarakat,” jelasnya.
Program CSR secara bertahap
Corporate Secretary Kilang Pertamina Internasional Pusat Edward Manaor Siahaan mengugkapkan bahwa program CSR ini akan dilakukan secara bertahap dari pembangunan infrastruktur maupun kelompoknya setiap tahun secara konsisten, satu program ini seperti pembangunan filagam di Desa Lubuk Muda, Kecamatan Siak Kecil, ini dianggap bisa jalan sendiri baru setelah ada nampak keberhasilan dari program tersebut dan bergerak ke sektor lain.
"Program CSR ini melihat permasalahan lingkungan sosial yang ada lokasi kilang Pertamina.dan setelah berhasil baru bergerak ke sektor lainnya," ujarnya.
Untuk membuat orang mengetahui keberhasilan program CSR ini tentu ada dukungan publikasi dari media, untuk di wilayah Bengkalis dengan adanya keberadaan filagam ini dengan bertanggungjawab memprioritaskan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan dan tentu ada monitor evaluasi dengan berkelanjutan.
"Tidak sekedar membantu saja tentu ada pendampingan dan perlu pembentukan pemuda kelompok dalam mempunyai hasrat dalam mengembangkan program CSR di setiap wilayah operasi kilang Pertamina yang ada," ungkapnya lagi.
Tentu keberhasilan ini akan berjalan bila terprogram dengan baik serta mindset pelakunya juga memilikiwawasan terhadap program yang telah diberikan dalam melakukan pengelolaan terhadap filagam yang baru berjalan dua tahun tersebut.
"Jalan terbaik adalah mindset pelakunya, kalau ini bisa mengubah jalan hidup tentu akan bisa berkembang dalam program filtralisasi air bersih ini," kata Edward.