Menyikapi perkembangan anak usia SD

id perkembangan anak, pertumbuhan anak, siswa SD

Menyikapi perkembangan anak usia SD

Sejumlah anak SD sedang belajar bersama gurunya. (ANTARA/Novrian Arbi)

Pekanbaru (ANTARA) - Murid yang duduk sekolah dasar bisa dianggap berada di masa anak bertumbuh besar atau kanak-kanak akhir yang berusia 6-12 tahun.

Pada umumnya, setelah mencapai usia 6 tahun, perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannya pun semakin baik. Artinya, anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka.

Dengan mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya, sebagai orangtua maupun guru dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam setiap perkembangan peserta didik agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.

Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midie childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak menginginkan untuk menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah. Bahwa salah satu tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga masa ini disebut periode intelektual.

Ketika anak-anak melewati kelas-kelas sekolah dasar, perkembangan fisik mereka mengalami perlambatan kalau dibandingkan dengan masa anak-anak lebih awal. Anak-anak berubah relatif lebih sedikit dalam ukuran tubuh selama masa sekolah dasar.

Untuk menggambarkan khas masa anak di sekolah dasar, kita harus menggambarkan seorang anak dalam keadaan kondisi fisik yang baik. Anak perempuan sedikit lebih pendek dan lebih ringan dari pada anak laki-laki hingga sekitar usia 9 tahun, ketika tinggi dan bobot badan kira-kira sama untuk laki-laki dan perempuan.

Pada saat anak-anak memasuki sekolah dasar, mereka telah mengembangkan banyak kemampuan motorik dasar yang mereka butuhkan untuk keseimbangan, berlari, melompat, dan melempar.

Selama bagian terakhir kelas empat, banyak anak perempuan memulai dorongan pertumbuhan utama yang akan berhenti hingga masa puber. Dorongan ini mulai dengan pertumbuhan pesat lengan dan kaki. Pada saat ini tidak ada perubahan yang menyertainya dalam ukuran bagian badan.

Hasilnya ialah penampilan yang kurus atau yang seluruhnya terdiri atas lengan dan kaki. Karena pertumbuhan tulang ini terjadi sebelum perkembangan otot dan tulang rawan terkait, anak-anak pada tahap pertumbuhan ini untuk sementara kehilangan beberapa koordinasi oleh kekuatan tubuh.

Pada awal kelas lima, hampir semua anak perempuan memulai dorongan pertumbuhan mereka. Selain itu, pertumbuhan otot dan tulang rawan anggota tubuh mulai terjadi dalam diri wanita mengalami kedewasaan lebih awal, dan mereka mendapatkan kembali kekuatan dan koordinasi mereka.

Pada akhir kelas lima, anak perempuan biasanya akan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat dari pada anak laki-laki. Laki-laki berada 12 hingga 18 bulan di belakang wanita dalam pertumbuhan, sehingga bahkan anak laki-laki yang mengalami kedewasaan awal tidak memulai dorongan pertumbuhan mereka. Dan semua anak laki-laki yang mengalami kedewasaan awal akan melanjutkan pertumbuhan lambat dan tetap pada masa anak-anak di usia akhir.

Anak perempuan biasanya akan memulai periode menstruasi pada usia 13 tahun. Bagi bocah laki-laki, akhir masa praremaja dan permulaan awal remaja diukur oleh ejakulasi pertama, yang terjadi antara usia 13 dan 16 tahun.

Dengan mengetahui tugas perkembangan anak di atas, maka peran orangtua sangat dibutuhkan. Dimana dalam mengasuh anak tumbuh dengan maksimal, sempurna dan seimbang butuh pengasuhan ayah dan ibu sehingga dapat terciptanya keseimbangan antara otak kanan kiri si buah hati.

Setiap anak itu memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda. Berikanlah rasa nyaman pada buah hati hingga hormon untuk mendukung pertumbuhannya diproduksi secara maksimal. Maka itu anak usia 6 tahun otak kirinya mulai berkembang, mulai berfikir logis serta lingkungan memberikan pengaruh 30 persen dan orangtua 70 persen.

*Penulis bernama Dewi Sulistiriniadalah mahasiswiUniversitas Islam Riau dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.