Pekanbaru (ANTARA) - Wajah perempuan paruh baya itu begitu segar meski hitam rambutnya mulai memudar. Suaranya lantang dan semangatnya berkobar kala berbicara lika-liku kehidupan. Suara sumbang tak pernah ia hiraukan, yang terpenting baginya adalah masa depan untuk anak-anaknya.
Lantang bicaranya selaras dengan tangannya yang bergerak cepat di atas hamparan polibag berisi bibit sawit. Dengan cekatan, dia membersihkan, memindahkan, dan menyiram barisan bibit sawit unggul tersebut.
Heddina, begitu perempuan itu akrab disapa. Meski memasuki usia senja, sama sekali sulit menggambarkan umur sebenarnya. Heddina merupakan warga Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Dia menjadi satu dari 52 pekerja di sentral pembibitan sawit unggul Kerja Sama Operasional (KSO) antara PT Perkebunan Nusantara V dengan penyedia benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Sumatera Utara, yang ada di kota pelabuhan tersebut.
Bagi Heddina, keberadaan sentral pembibitan itu adalah sebuah anugerah, kala sang suami tercinta kembali ke sang pencipta dan meninggalkan dirinya untuk selamanya, tiga tahun silam. Baginya, sentral pembibitan itu juga sebuah berkah kala dia harus menjadi penopang keluarga untuk ketiga anaknya yang tengah mencari pekerjaan usai tamat sekolah.
"Saya sangat bersyukur bisa bekerja di sini. Bisa membantu ekonomi keluarga kami. Apalagi saya sekarang ibu tunggal setelah suami meninggal dunia," kata Heddina, Sabtu.
Perempuan yang telah tinggal di Dumai sejak 30 tahun lalu usai merantau dari kampung halamannya di provinsi tetangga itu, mengisahkan bahwa tak jarang dulu ia harus menepis rasa malu untuk meminta pekerjaan kepada tetangganya. Semuanya ia lakoni demi dapur tetap mengepul.
Namun, semuanya menjadi lebih baik kala PT Perkebunan Nusantara V membuka areal pembibitan sawit unggul, tidak jauh dari tempat tinggalnya.
PTPN V yang terus mencatat kinerja positif meski di tengah pandemi COVID-19 ini, membuka areal pembibitan sawit di lahan seluas 40 hektare di Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai, sejak awal tahun ini.
Perusahaan menggandeng masyarakat setempat sebagai pekerja. Terutama dari kaum hawa. Mereka dipekerjakan pada setiap tahapan pre nursery dan main nursery, mulai dari pembersihan, pembibitan, hingga pemeliharaan.
"Sejak bulan Maret 2020 saya sudah di sini. Sangat terbantu secara ekonomi. Semoga ini jalan terus ya," ujarnya.
Senada dengan Heddina, Lasti juga merasakan hal yang sama. Perempuan berusia 39 tahun itu memiliki enam orang anak. Semuanya tengah duduk di bangku pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas.
Lasti sedikit beruntung dibandingkan Heddina. Suaminya masih sehat dan bekerja sebagai sopir. Namun, ia mengaku sejak pandemi, rezeki suaminya sedikit goyah. Apalagi, selama ini Lasti tidak dapat membantu ekonomi keluarga karena hanya menjadi ibu rumah tangga.
"Tapi sekarang bersyukur sekali bisa bekerja di sini. Biaya pendidikan anak-anak sangat terbantu dengan saya bekerja," katanya.
Lasti dan Heddina bersama buruh harian lainnya, setiap bulan mampu mendapat bayaran mencapai lebih dari Rp2 juta. Bagi mereka, pekerjaan itu terasa ringan karena hanya selingan, tidak memakan banyak waktu, serta dekat dengan lokasi tempat tinggal.
"Apalagi yang bekerja di sini bertetangga semua. Kami bekerja sambil silaturahmi. Intinya sangat bersyukur dengan kondisi ini," timpal Ibu Timilan, perempuan 42 tahun yang mulai bekerja sejak April 2020.
PTPN V telah membuka lapangan pekerjaan baru dan membantu meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat melalui program pengembangan diversifikasi unit bisnis pembudidayaan sentra pembibitan sawit unggul di Provinsi Riau dengan kapasitas produksi 1,5 juta bibit. Sedikitnya ada tujuh sentra bibitan seluas 160 ha yang saat ini dikelola perusahaan perkebunan negara tersebut.
Salah satunya berada di Kota Dumai, saat ini mampu menyerap sedikitnya 52 pekerja dengan memberdayakan mayoritas ibu-ibu di sekitar areal operasional.
"Alhamdulillah di tengah situasi pandemi ini, PTPN V terus berusaha memberikan kontribusi positif, termasuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui kegiatan bisnis kita pembudidayaan bibit sawit unggul di Kota Dumai," kata CEO PTPN V Jatmiko K Santosa secara terpisah.
Tidak hanya berdampak pada pemberdayaan masyarakat sekitar, bibit sawit unggul tersebut juga disediakan tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma. Namun, juga bagi para petani sawit swadaya. Bahkan, petani yang membeli bibit secara satuan tetap dilayani.
"Harapannya, walau di tengah pandemi, perusahaan dapat terus produktif, yang dengan masyarakat sekitar juga dapat terus bekerja dan memperoleh pendapatan. Untuk itu, saya mintakan agar terus menjaga protokol kesehatan dengan disiplin," pinta Jatmiko.
Kemudian dengan melepas bibit ini, semoga kita dapat membantu kebutuhan masyarakat akan bibit sawit yang baik, mendorong percepatan PSR, demi mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional," tutupnya.
Bibit sawit unggul yang dikembangkan Perusahaan merupakan varietas DxP 540 dan DxP SMB. Memiliki potensi produktivitas mencapai 29 ton per hektare, telah dilengkapi sertifikat dari PPKS dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau, serta harga yang dilepas ke para petani juga lebih terjangkau dibandingkan dengan harga pasaran.