Video call terakhir Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI gugur di Kongo

id Riau, prajurit TNI gugur

Video call terakhir Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI gugur di Kongo

Kasdam I/BB Brigjen TNI Untung Budiharto memberangkatkan prajurit Denzipur 2/PS tergabung Satgas XX-Q/Monusco Kongo. (ANTARA/HO-TNI)

Pekanbaru (ANTARA) - Serma Rama Wahyudi yang gugur saat menjalankan tugas misi pengamanan MONUSCO di Republik Demokratik Kongo meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil di kampungnya Kabupaten Kampar, Riau.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir akibat serangan milisi pada Senin malam (22/6) di bagian timur Republik Demokratik Kongo, Serma Rama sempat melepas rindu dengan istri dan ketiga buah hatinya melalui video call.

"Terakhir kontak kakak saya dengan almarhum itu hari Minggu jam 9 malam. Mereka melakukan video call. Kemudian almarhum mengatakan nanti akan menghubungi kembali karena harus mengambil air karena saat ini krisis air di Kongo," kata adik ipar almarhum Arfan Nur Fahri di Kampar, Rabu.

Namun, video call itu ternyata merupakan komunikasi korban untuk yang terakhir kalinya.

Arfan mengatakan Serma Rama merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Menjadi prajurit TNI adalah cita-cita besarnya yang berhasil ia wujudkan. Rama mulai mendapatkan tugas di Kongo beberapa bulan sebelum Idul Fitri. Itu merupakan tugas pertama dia ke luar negeri.

Selain menghubungi istrinya, Arfan juga mengatakan Serma Rama sempat menghubungi dirinya. "Dia mengatakan bulan Agustus mendatang dapat cuti sebulan dan akan pulang. Tapi Allah berkehendak lain," ujarnya.

Lebih jauh, Arfan mengisahkan keluarganya menerima kematian Serma Rama langsung dari Komandan Denpal Pekanbaru. Saat itu, pada Selasa pagi (22/6), keluarganya langsung didatangi Komandan Denpal dan mengabari berita duka tersebut.

Hingga kini, Arfan mengatakan keluarganya sudah ikhlas melepas kepergian Serma Arma. Namun, mereka masih menunggu kedatangan jenazah. Arfan menuturkan jenazah paling cepat akan tiba dua atau lima hari mendatang. "Paling cepat dua atau lima hari mendatang. Paling lama katanya dua Minggu," tuturnya.

Prajurit TNI pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang meninggal dunia saat bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo merupakan anggota Detasemen Peralatan 14 Pekanbaru Komando Distrik Militer I Bukit Barisan.

Komandan Resor Militer 031 Wirabima Brigjen TNI Brigadir Jenderal M Syech Ismed di Pekanbaru mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu kepulangan jenazah prajurit bernama Serma Rama Wahyudi. Dia belum dapat memastikan kapan jenazah akan dipulangkan.

"Kita masih menunggu dari PMPP (pusat misi pemeliharaan perdamaian). Mungkin dalam beberapa hari ke depan," kata dia.

Nantinya, dia mengatakan jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma Kota Pekanbaru. Selain itu, ia juga menuturkan bahwa pihaknya tengah mengusulkan kenaikan pangkat terhadap almarhum Serma Rama Wahyudi.

"Dari angkatan udara mengusulkan ke Mabes TNI. Kita tunggu," ujarnya.

Sementara itu, kediaman almarhum yang beralamat di Jalan Garuda Sakti Kilometer 6 Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar mulai ramai sejak pagi. Sejumlah papan bunga ucapan duka juga menghiasi kediaman duka.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan seorang anggota pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo dilaporkan meninggal dunia.

Wafatnya Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitternya, Selasa (23/6).

“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno.