Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Sebagian mahasiswa di Pekanbaru, Riau, ternyata melupakan isi Sumpah Pemuda yang merupakan momen bersejarah bagi Indonesia yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober.
Berdasarkan hasil wawancara di Universitas Riau, Kamis (27/10), dari 20 mahasiswa hanya 10 orang yang bisa mengucapkan secara lancar isi Sumpah Pemuda. Bahkan, lima orang diantaranya sama sekali tidak ingat bahwa 28 Oktober merupakan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Besok itu hari Jumat, nggak tau ada apa ya," kata Fauzan, seorang mahasiswa ketika ditanya wartawan.
Sedangkan, Anggi yang juga seorang mahasiswa Universitas Riau, mengatakan ia benar-benar lupa isi Sumpah Pemuda.
"Sudah lama tidak ingat isinya lagi, itu pelajaran waktu SD," ujarnya.
Meski begitu, masih cukup banyak mahasiswa Universitas Riau yang mengingat dan merasa perlu untuk menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam peringatan Sumpah Pemuda.
"Sumpah pemuda harus dijadikan motivasi bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan," kata Atika, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Riau.
Menurut budayawan Riau, Al Azhar, fenomena generasi muda melupakan peringatan Hari Sumpah Pemuda merupakan dampak negatif dari pergeseran nilai-nilai nasionalisme yang terjadi sekarang di Indonesia. Al Azhar mengatakan hal itu akibat hanya segelintir pemangku kepentingan, atau yang ia sebut sebagai "generasi tua" di pemerintahan, yang memberikan contoh nyata kepada masyarakat.
"Karena mereka yang berkuasa tak pikirkan Indonesia dan rakyat, hanya memikirkan diri sendiri dan kelompok. Generasi tua memberikan contoh yang buruk, bicara sumpah pemuda tapi hanya omong kosong saja," kata Al Azhar.
Menurut dia, sudah saatnya pemerintah yang berkuasa melakukan refleksi diri untuk mengubah keburukan dan memberi contoh yang benar kepada generasi muda.
"Banyak orang menilai tidak ada relevansinya lagi mengenai nasionalisme sekarang ini karena tindakan generasi tua malah menggerogoti arti dari nasionalisme itu sendiri dengan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme," katanya.