Semarang (ANTARA) - Universitas Negeri Semarang (Unnes) terpaksa menonaktifkan salah seorang dosen berinisial SP dari tugas mengajarnya karena diduga melakukan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo melalui media sosial.
Rektor Unnes Fathur Rohkman di Semarang, Jumat, mengatakan kasus dugaan penghinaan terhadap kepala negara itu sudah terjadi cukup lama.
"Kejadiannya saat masa Pemilihan Presiden 2019," katanya.
Menurut dia, dosen Fakultas Bahasa dan Seni itu diduga mengunggah beberapa konten yang isinya ujaran kebencian melalui akun media sosial Facebook miliknya.
SP, lanjut dia, kemudian diperiksa oleh tim siber Unnes hingga akhirnya turun surat berkaitan dengan pembinaan aparatur.
"Pembinaan berupa menonaktifkan dari tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Meski demikian status kepegawaiannya masih," katanya.
Ia menjelaskan pembebasan tugas yang mulai berlaku 12 Februari 2020 itu bertujuan untuk memperlancar proses pemeriksaan terhadap yang bersangkutan hingga ada keputusan tetap.
Fathur menegaskan, Unnes akan bersikap tegas terhadap tenaga pendidik yang diduga memiliki ideologi merusak yang dikhawatirkan berdampak pada mahasiswa.
Baca juga: Alumni Unnes kawal Jokowi-Amin hingga pelantikan
Berita Lainnya
Unnes sediakan kuota 11.300 mahasiswa baru
07 January 2024 19:53 WIB
Waspadai penggunaan narkoba, 10.928 mahasiswa baru Unnes jalani tes urine
24 September 2023 11:59 WIB
Megawati ingatkan ilmu harus dipraktikkan bagi kemajuan bangsa bagi wisudawan Unnes
10 March 2022 18:25 WIB
Polisi ringkus dua mahasiswa pengedar ganja di kampus Unnes Semarang
18 August 2020 14:17 WIB
Alumni Unnes kritik tujuh tahun kepemimpinan Rektor Fathur Rokhman
13 March 2020 1:10 WIB
Unnes Semarang sapu bersih kategori perseorangan Liga Mahasiswa Jateng-DIY
12 March 2020 20:25 WIB
Penonaktifan dosen Unnes Semarang diduga dilatarbelakangi plagiarisme rektor
25 February 2020 11:13 WIB
Alumni Unnes kawal Jokowi-Amin hingga pelantikan
04 October 2019 7:07 WIB