Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengomentari strategi kampanye calon presiden (Capres). Ia mengatakan kedua Capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, menggunakan strategi yang sama dalam upaya memenangi kontes Pilpres 2019, yakni sama-sama menggunakan pendekatan Islami.
"Jadi strategi umum yang terjadi, kedua calon itu (menggunakan) strategi Islami, (mendekati) pemilih yang Islam. Dua-duanya memakai strategi yang sama, cuma caranya saja yang berbeda," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
Pendekatan Islami yang dilakukan capres petahana Joko Widodo, kata JK, ditunjukkan dengan menggandeng ulama, Ma'ruf Amin, sebagai calon wapresnya. Sementara capres Prabowo Subianto menggunakan strategi dengan melibatkan ormas-ormas Islam dalam upaya pemenangannya.
"Pak Jokowi ambil ulama itu kan berarti dia ingin dekat dengan pemilih Islami kan? Kemudian yang satunya (Prabowo, red.) memakai simbol-simbol Islam yang sangat keras, (shalat) subuh berjamaah," jelasnya.
Baca juga: Di tengah hujan deras Ma'ruf Amin silaturahim ke Ponpes
Terkait pesan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang mengkritik kampanye akbar Prabowo-Sandi terlalu ekslusif dan mengedepankan identitas agama, JK menilai pesan tersebut baik.
JK sepakat bahwa pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia, khususnya dalam kampanye Pilpres, seharusnya tidak membeda-bedakan identitas masyarakat.
"Surat yang disampaikan Pak SBY itu, sebagai pemimpin, bagus. Supaya kita, walaupun berbeda dalam caranya, tetap bersatu dalam mengemukakannya, dalam kampanyenya," katanya.
Baca juga: Disebut bakal jadi menterinya Prabowo-Sandi, Ini kata AHY
Sebelumnya, SBY mengirimkan pesan terbuka dari Singapura yang ditujukan kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Syarief Hasan dan Sekjen Hinca Panjaitan, terkait pelaksanaan kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Minggu (6/4).
Dalam surat tersebut, SBY meminta kepada tiga pimpinan Partai Demokrat untuk memberikan saran kepada capres Prabowo agar memastikan kampanyenya mengusung persatuan dalam perbedaan.
"Cegah demonstrasi, apalagi 'show of force' identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem," kata SBY dalam suratnya.
Sebagai mantan presiden dan mantan capres, SBY dengan tegas menyatakan ketidaksukaannya terhadap konsep kampanye yang memecah-belah kelompok menjadi "pro-Pancasila" dan "pro-Khilafah".
Baca juga: Ada anak-anak saat kampanye akbar di GBK
Baca juga: PDI Perjuangan ungkit sifat temperamental Prabowo
Berita Lainnya
Gibran maju Pilpres 2024, Jusuf Kalla sebut kualitas wapres harus setara presiden
14 October 2023 14:41 WIB
Wapres Jusuf Kalla layani wawancara 34 media jelang purnatugas
18 October 2019 14:34 WIB
Wapres Jusuf Kalla bantah usulan referendum Papua di PBB
27 September 2019 10:17 WIB
Wapres Jusuf Kalla sebut tidak ada ulama yang selengkap Prof Hamka
03 September 2019 13:16 WIB
Wapres Jusuf Kalla akan terima penghargaan Minang Entrepreneurship Award di UNP
02 September 2019 13:19 WIB
Wapres Jusuf Kalla sebut ricuh Papua perlu klarifikasi dan keterbukaan informasi
19 August 2019 16:44 WIB
Kata Wapres, pendidik asing jangan langsung menjabat rektor
07 August 2019 15:10 WIB
Wapres Jusuf Kalla tegaskan pemindahan ibu kota baru masih tahap kajian
30 July 2019 13:51 WIB