Visi dan Misi pasangan Capres-Cawapres belum sentuh akar persoalan

id Debat,Visi dan Misi,Capres

Visi dan Misi pasangan Capres-Cawapres belum sentuh akar persoalan

Visi dan Misi pasangan Capres-Cawapres belum sentuh akar persoalan (Antaranews)

Jakarta (Antaranews Riau) - Analis politik Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan visi dan misi yang disampaikan kedua pasangan calon presiden/wakil presiden dalam debat pertama terkait hukum, HAM, korupsi, dan terorisme, belum menyentuh akar persoalan.

"Debat putaran pertama berjalan kaku dan kurang menarik, masih sangat jauh dari harapan publik. Visi dan misi yang disampaikan kedua pasangan calon belum menyentuh akar persoalan, justru kedua kandidat terjebak pada retorika umum yang bersifat normatif," kata Pangi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Pangi mengatakan bahwa secara umum visi dan misi kedua pasang calon dalam di bidang hukum dan HAM, korupsi, dan terorisme tidak jauh berbeda, keduanya lebih menekankan pada pendekatan atas persoalan.

Pasangan Calon Nomor Urut 01 Jokowi/Ma'ruf dinilai lebih menekankan pada reformasi kelembagaan dan penguatan system, sedangkan Pasangan Calon Nomor Urut 02 Prabowo/Sandiaga lebih menekankan pada kepastian hukum dengan pendekatan perilaku aparat penegak hukum serta memastikan kesejahteraan.

Baca juga: Situasi keamanan di Indonesia kondusif jelang debat Capres

Dari segi kepastian hukum, kedua pasangan dipandang memberikan pandangan yang hampir sama, yakni memastikan tidak terjadi dan/atau menertibkan peraturan-peraturan yang tumpang-tindih.

Dalam hal ini, Pasangan Calon Nomor Urut 01 lebih menekankan pada sinkronisasi lewat badan legislasi nasional, sementara Pasangan Calon Nomor Urut 02 lebih menekankan pembinaan peraturan dengan melibatkan partisipasi publik dan para ahli di bawah kendali langsung presiden untuk menjamin adanya kepastian hukum.

Untuk konteks HAM, kata Pangi, kedua pasangan tidak memiliki prioritas yang jelas, serta secara konseptual juga keliru dalam memahami persoalan dan cenderung membahas hal remeh-temeh.

Ia menilai kedua pasangan tidak bisa membedakan antara konsep hak asasi dan hak warga negara. Hak asasi itu bersifat melekat (given) pada individu yang harus dilindungi, sedangkan hak warga negara harus dipenuhi oleh negara.

Kerancuan jalan berpikir, menurut dia, pada akhirnya membuat kedua pasangan tidak mempunyai fokus yang jelas untuk menyelesaikan akar persoalan.

Sementara itu, untuk isu pemberantasan korupsi, kedua pasangan dinilai masih berkutat pada jawaban yang bersifat umum dan normatif.

Pasangan Calon Nomor Urut 01 menekankan pada rekrutmen aparat yang punya kapasitas melalui sistem merit serta akan menekan politik berbiaya tinggi. Namun, narasi yang dipaparkan masih kering.

Pasangan Calon Nomor Urut 02 berusaha melakukan pendekatan integritas aparat dengan perbaikan kesejahteraan aparat negara dengan menaikkan rasio pajak sebagai sumber pendanaan, melakukan pengawasan internal yang ketat melalui penegakan disiplin yang ketat serta melakukan perbaikan pencatatan aset negara.

Baca juga: Yenny Wahid ajak masyarakat pelajari Capres-Cawapres yang saling menghormati

Terakhir, untuk isu penanggulangan terorisme, Pangi mengatakan bahwa Pasangan Calon Nomor Urut 01 masih pada posisi melanjutkan program pemerintah melalui upaya deradikalisasi dengan mengindentifikasi akar persoalan.

Pasangan Calon Nomor Urut 01 berpandangan jika akar persoalan terorisme pada pemahaman keagamaan yang salah, pendekatan keagamaan dipandang akan lebih efektif. Jika akar masalah terletak pada soal kesejahteraan, diselesaikan dengan membuka kesempatan dan akses terhadap pekerjaan secara luas.

Sementara itu, Pasangan Calon Nomor Urut 02 lebih menekankan masalah terorisme pada sisi akar masalah dengan menawarkan pedekatan yang lebih persuasif dan lebih menekankan pada upaya pencegahan melalui peningkatan kapasitas aparat keamanan, intelijen, dan pelibatan TNI dalam skala tertentu melalui pemetaan risiko.

"Jalannya debat putaran pertama jika kita lihat dari segi penyelenggaraan juga masih jauh dari kata sempurna. Publik masih belum terpuaskan dengan format debat yang masih kaku dan belum cair," kata Pangi.

Baca juga: Ketua DPR harap debat publik Capres-Cawapres berikan tontonan menarik