Pekanbaru (ANTARA) - Puluhan petani sayur  di wilayah Beringin Garuda Sakti, Pekanbaru, kini  boleh bernafas lega. Setidaknya panen tahun ini  tidak ada kekuatiran lagi akan rugi besar ketika harga jual produk pertanian seperti kangkung, bayam, sawi dan holtikultura lainnya anjlok.

Para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)  Indah akan  bisa menahan produksi sayurannya untuk beberapa hari sambil menunggu harga di pasaran normal. Mereka menyimpannya di dalam  ruangan pendingin (chiller room) yang kini sudah dimiliki.

Ketua Ketua Gabungan Kelompok Tani Indah, Suwarno mengatakan musim kemarau panjang yang terjadi setiap tahun, biasanya membuat petani menanam  sayur serentak. Hal ini berakibat pada  produksi  sayur berlimpah sementara pemasaran dan permintaan tidak meningkat sehingga tidak jarang petani harus mengobral harga sayuran di bawah biaya produksi bahkan hingga terbuang karena tidak laku.

"Dengan adanya ruang pendingin yang  diberikan Bank Indonesia wilayah Riau, ini membantu kami bisa menyimpan sayur yang berlimpah sampai harga membaik," kata  Suwarno  usai menerima bantuan satu unit chiller room di Pekanbaru, Senin (15/3).

Indah merupakan gabungan empat  kelompok tani, dengan jumlah anggota  63 Kepala Keluarga yang mengelola lahan seluas 40 hektare di Kelurahan Sei Sibam, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru dan Desa Karya Indah Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.
 
Gapoktan Indah saat ini mensuplai kebutuhan sayuran di semua pasar Kota Pekanbaru dan Kabupaten lainnya di Provinsi Riau dengan produksi rata-rata per hari sayur sebanyak 10 ton sayuran atau setara 47.000 ikat sayuran (satuan sayur di pasar).

Sementara itu  Bobi Satria CEO Warung Segar, yang merupakan  pusat perkulakan barang kebutuhan pokok, sayuran, buah-buahan mengaku telah bermitra dengan Gapoktan Indah dalam hal pemasaran produksi sayuran dan holtikultura.

Sejak dua tahun lalu, mereka sudah menciptakan mitra bisnis secara daring untuk produknya. Itu juga bertujuan memutus  mata rantai pembelian sehingga tercipta harga yang bersahabat.

Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau Decymus mengatakan dukungan BI berupa chiller room dan mesin packing sayur ini dilatarbelakangi oleh tingginya volatilitas harga bahan kebutuhan pokok di Riau.

Volatilitas atau gejolak harga ini tidak terlepas dari sifat komoditas pangan yang berumur relatif pendek setelah dipanen. Harga yang selalu jatuh pada saat panen menurunkan minat petani untuk menanam lagi sehingga menyebabkan kelangkaan dan harga kembali meningkat tajam. Salah satu solusi mengatasi ini adalah dengan mengenalkan teknologi pascapanen berupa kamar pendingin.




 

Pewarta : Vera Lusiana
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025