Bengkalis (ANTARA) - Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19 yang di karantina di Kabupaten Bengkalis hingga, Kamis (26/03/) berambah menjadi 461 orang yang ditempatkan di lima lokasi berbeda.

"Penambahan 461 ODP tersebut karena hari ini ada 115 orang lagi yang merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia masuk melalui pelabuhan Bandar Sri Laksama (BSL) dan langsung kita karantina," ujar juru Bicara Pemerintah Kabupaten Bengkalis COVID-19 Alwizar.

Dari data yang diperoleh, 115 ODP yang baru masuk diantaranya 106 laki-laki, dan 9 perempuan dan ditempatkan di gedung LAMR Kabupaten Bengkalis di jalan Pramuka, Desa Air Putih Kecamatan Bengkalis.

Selain gedung LAMR Kabupaten Bengkalis, empat tempat lainnya yang dijadikan lokasi karantina  adalah Wisma Atlit, Balai Diklat BKPP, Bumi Perkemahan, dan BKL Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

“Ada 14 ODP yang berasal dari luar Kabupaten Bengkalis, diantaranya  Kabupaten Kepulauan Meranti (10 orang), Pekanbaru (1), Dumai (1), Pekanbaru (1), Lampung (1), dan Jawa Timur (1). Dan, ada seorang alamatnya tak diketahui,” jelas Alwizar

Selain itu ada dua ODP yang sudah  dijemput Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak yang dikarantina di Diklat BKPP Kabupaten Bengkalis.

“Tadi siang keduanya sudah dijemput dan mereka telah kita serahkan secara resmi kepada Pemkab Siak. Pemkab Siak sangat respon ketikaa mengetahui ada warganya dikarantina di Kabupaten Bengkalis,” ujar pria yang akrab disapa Awi ini.

Sementara kata Alwizar, Pemkab Kepulauan Meranti, Dumai, Pekanbaru, Lampung dan Jawa Timur, mengingat ada warga daerah tersebut saat ini dikarantina di Bengkalis belum ada tanggapan.

“Sejauh ini belum ada informasi untuk itu. Mudah-mudahan apa yang dilakukan Pemkab Siak dapat ditauladani Pemkab Kepulauan Meranti, Pekanbaru, Dumai, Lampung, dan Jawa Timur,” harap Awi.


Baca juga: RSUD Bengkalis rawat enam PDP COVID-19, salah satunya balita
Baca juga: Forkopimcam Mandau bubarkan kerumunan warga tak jelas antisipasi corona

 

Pewarta : Alfisnardo
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025