Pekanbaru (ANTARA) - Majelis Ulama Islam (MUI) Kota Pekanbaru mengimbau masyarakat agar bergotong-royong  membersihkan seluruh masjid  setempat dan menyemprot disinfektan, guna menghambat penyebaran virus corona (COVID-19).

"Ayo kita perangi  sama-sama bersihkan masjid jangan instruksi pemerintaih," kata Ketua MUI Pekanbaru, Prof Dr H Ilyas Husti MA di Pekanbaru, Kamis.

Ilyas Husti mengatakan saat ini ada sekitar 1.400 masjid paripurna dan mesjid non paripurna di Kota Pekanbaru, yang  sehari-hari jadi  tempat ibadah masyarakat. Selama  ini akses ke mesjid terbuka, dengan kondisi wabah COVId-19, rumah ibadah tersebut harus steril, guna menekan penularan.

Kata dia, apa yang terjadi jadi adalah ujian dari Allah SWT yang harus dihadapi penuh kewaspadaan. Seluruh masyarakat  harus ikut  mencari solusi  cara mengantisipasi agar peristiwa ini cepat berlalu.

"Kita tidak bisa kita limpahkan  hal itu kepada pemerintah saja,  karena mereka terbatas kini saatnya kita seluruh  lapisan masyarakat, organisasi-organisasi kita jadikan ini tanggungjawab bersama pemerintah sebagai motor kita sebagai penggerak, karena kalau kita tunggu pemerintah semua ini kapan selesai," kata Ilyas.

Makanya, dia berharap masyarakat dan ormas untuk mengantisipasinya dengan melakukan berbagai hal positif. 

"Kini saatnya masyarakat dengan gerakan swadaya dan mandiri. Misalkan masjid yang jumlahnya kini ada 1.400 kan banyak orang di situ ada yang mampu untuk membantu pengadaan apa yang bisa kita sumbangkan mari kita  bantu, kini namanya Hankamrata dalam situasi seperti ini masyarakat bisa berpartisipasi," tegasnya.

Dia juga meminta tokoh agama, adat, ormas bertugas dalam  pendekatan agama dan pendekatan sosial.  Memberikan pemahaman, ketenangan  tidak hanya dalam bahasa verbal tetapi  ada tindakan nyata bersama-sama dengan  pemerintah.. 

"Alat kurang, dana kurang mari kita cari bersama-sama itulah gunanya gotong-royong, kita kan ada yang punya kelebihan diberikan Allah kenapa tidak kita korbankan sedikit untuk kepentingan bersama atau kalau disebut dengan sistem hankamrata," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan  Juru Bicara Tim Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi Sp.P (K), menyatakan satu pasien positif terinfeksi virus corona di Riau punya riwayat perjalanan ke Malaysia dan setelah itu mulai mengeluh sakit.

"Riwayat bepergian ke Malaysia dua minggu yang lalu, mengeluh sakit dan tanggal 13 (Maret) ke rumah sakit, dinyatakan pasien dalam pengawasan karena dicurigai, dan hasil pemeriksaannya positif COVID-19," kata dr Indra Yovi pada jumpa pers di Dinas Kesehatan Riau, Pekanbaru, Rabu petang.

Pasien yang disebut dr Indra Yovi dengan inisial M adalah pasien pertama di Riau yang dinyatakan positif COVID-19. Pasien M masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, Pekanbaru, dan kondisinya relatif stabil.

"Sedang rawat pasien COVID-19 Tuan M, 63 tahun, saat ini kondisi beliau dalam kondisi stabil. Demam tidak ada, cuman ada batuk, nafsu makan bagus, kondisi umum baik-baik saja," katanya.


Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Riau sakit setelah pulang dari Malaysia, begini penjelasannya
Baca juga: Satu pasien positif COVID-19 dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

 

Pewarta : Vera Lusiana
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025