Ibu kota negara baru Indonesia, Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara

26 August 2019 14:27 WIB 14:27 WIB

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo memutuskan kawasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, sebagai kawasan ibu kota baru pemerintahan.

"Menyimpulkan ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Presiden mengatakan bahwa pemerintah telah mengkaji sejumlah calon kawasan ibu kota di Pulau Kalimantan.

Jokowi menjelaskan bahwa Kalimantan Timur dipilih karena memenuhi sejumlah kriteria kebutuhan kawasan ibu kota, yakni risiko bencana yang minim, memiliki lokasi strategis di tengah-tengah Indonesia, dan ketiga berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda.

Keempat, lanjut Presiden, memiliki infrastruktur lengkap dan tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180.000 hektare.

Menurut keterangan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), pembangunan ibu kota baru itu akan dimulai pada tahun 2021.

Target penyelesaian pembangunan gedung pemerintahan pada tahun 2024.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mendampingi Presiden dalam acara itu.

Sejumlah pejabat yang turut hadir, antara lain, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sebelumnya, Menteri ATR mengatakan bahwa pemerintah memerlukan lahan seluas 3.000 hektare untuk pembangunan kantor pemerintahan sebagai tahap pertama pembangunan kawasan ibu kota.

Selain itu, Menteri PPN Bambang Brodjonegoro menjelaskan salah satu skema pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur, antara lain, jalan, bandara, dan pelabuhan di ibu kota baru akan dibiayai BUMN dalam bentuk investasi.

Estimasi cost project dan pembiayaan fisik ibu kota baru akan menggunakan pembiayaan dari tiga sumber, yakni APBN, skema kerja sama antara pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan skema kerja sama pemanfaatan atau pihak swasta.

Menurut Kementerian PPN, estimasi total biaya proyek (cost project) dan pembiayaan fisik ibu kota negara mencapai Rp466 triliun.

Estimasi total biaya itu terdiri atas tiga sumber pembiayaan, yakni APBN sebesar Rp74,44 triliun, skema KPBU Rp265,2 triliun, dan swasta melalui skema kerja sama pemanfaatan sebesar Rp127,3 triliun.
Pewarta :

Baca juga: Upaya ciptakan ibukota baru versi anak bangsa

Baca juga: Bappenas estimasi biaya pemindahan ibukota dari APBN capai Rp30,6 triliun


Pewarta : Desi Purnamawati

Pewarta : Desi Purnamawati
Editor : Vienty Kumala
Copyright © ANTARA 2025

Terkait

Kemendagri beri apresiasi pemda terbaik dalam penerapan SPM

12 jam lalu

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani ingatkan para menteri ikuti langkah dan irama Presiden

12 jam lalu

Nilai tukar rupiah menguat seiring RUU Pemotongan Pajak diloloskan DPR AS

13 jam lalu

BMKG pastikan gempa magnitudo 6,3 Bengkulu bukan megathrust dan tidak picu tsunami

13 jam lalu

Wapres Gibran Rakabuming Raka tinjau kondisi Pasar Baru Indramayu

13 jam lalu
Terpopuler

Israel mulai Lancarkan Operasi Darat Besar-besaran di Seluruh Gaza

Internasional - 19 May 2025 11:24 Wib

Terpopuler, suami Najwa Shihab meninggal dan isu peretasan PeduliLindungi

Lifestyle - 21 May 2025 9:49 Wib

Sawit jadi penopang utama ekonomi Riau, 51 persen warga bergantung hidup

Riau - 22 May 2025 14:50 Wib

Menilik cara budayawan Banyumas, Jateng dalam merawat kelestarian Gunung Slamet

Citizen - 19 May 2025 11:46 Wib

Nilai tukar rupiah pada Rabu menguat jadi Rp16.412 per dolar AS

Regional - 21 May 2025 9:59 Wib