Jakarta (Antarariau.com) - Kala anak Anda mengalami diare, jangan lupa tetap pastikan asupan nutrisinya tetap terjaga, termasuk kebutuhannya pada air sehingga dehidrasi bisa terhindarkan.
"Saat diare, ibu perlu memperhatikan agar anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi," ujar DR. Dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K) dalam siaran persnya, Selasa.
Ariani mengatakan asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta memberikan energi untuk mempercepat proses pemulihannya.
"Kepekaan orang tua terhadap keadaan anak saat diare sangat penting, karena saat diare, berat badan anak akan berkurang. Oleh karena itu diperlukan asupan nutrisi yang baik saat dan setelah diare, sehingga anak dapat mengejar pertumbuhan fisiknya," kata Ariani.
Beberapa hal yang dapat orang tua lakukan saat anak terkena diare antara lain khusus anak yang masih mendapat ASI, teruskan pemberiannya karena ASI adalah yang terbaik. Kemudian, cegah dehidrasi dengan memberikan larutan oralit.
Selanjutnya, konsultasikan ke tenaga medis, jagalah kebersihan tubuh dan lingkungan si kecil serta pada beberapa keadaan, nutrisi bebas laktosa diberikan atas rekomendasi dokter.
Apabila anak tidak mau makan dan minum, orangtua perlu mengusahakan asupan bernutrisi yang mudah diterima oleh anak. ASI dan cairan rehidrasi oral (oralit) adalah yang utama selain tambahan zink," tutur Ariani.
Penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Namun, penyebab terbanyak diare pada anak adalah Rotavirus.
Penelitian menemukan bahwa sebagian (30 persen) anak Indonesia yang mengalami diare karena Rotavirus juga mengalami intoleransi laktosa.
Penelitian di negara lain bahkan mendapatkan angka kejadian intoleransi laktosa yang lebih tinggi, yakni sekitar 67 persen pada diare karena Rotavirus dan 49 persen pada diare non-Rotavirus.
Pada saat diare terutama oleh Rotavirus, terjadi kerusakan jonjot usus, sehingga produksi beberapa enzim di jonjot usus yang berguna untuk proses pencernaan nutrisi, di antaranya enzim laktase, akan berkurang.
Enzim laktase berguna untuk mencerna gula alami (laktosa) yang terdapat pada susu. Laktosa yang tidak tercerna akhirnya tidak dapat diserap sehingga menyebabkan diare semakin berat, kembung, dan tinja yang berbau asam. Kondisi ini disebut sebagai intoleransi laktosa.