Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengingatkan para siswa sekolah menengah kejuruan di wilayah setempat agar tidak cengeng dalam menghadapi tantangan hidup, apalagi di era Masyarakat Ekonomi Asean karena persaingan semakin berat.
"Jangan cengeng, harus kerja keras," kata Arsyadjuliandi (Andi) Rachman saat memberikan sambutan di SMKN 2 Pekanbaru acara Pembukaan Ekspos/Gebyar SMK, Selasa.
Andi Rachman mendorong semangat para pelajar agar terus berprestasi dan berkarya jangan kalah sama orang lain. "Belajarlah baik-baik, praktek dengan baik jangan malu-malu yang malu itu kalau meminta-minta," katanya.
Menurut Andi, kondisi Provinsi Riau dengan penduduknya terus bertambah, banyak yang datang mencari pekerjaan sehingga persaingan lebih ketat.
"Makanya kita harus siap-siap. Guru juga diminta merubah pola pengajaran cara-cara lama pungutan liar Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tidak boleh ada lagi," tegasnya.
Ia mengingatkan saat ini Riau sudah mempunyai satgas sapu bersih pungli yang akan memantau setiap aktifitas pelayanan.
"Bapak/Ibu persiapkan sekolah masing-masing bebas pungli," katanya lagi.
Menurut Andi siswa/i lulusan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan ujung tombak guna mempersiapkan Sumber Daya Manusia provinsi setempat jika benar-benar fokus dan siap.
"Makanya Riau harus ada lompatan, semua pihak, guru, bupati/walikota diminta menyampaikan bahwa SDM kita harus siap menghadapi tantangan kedepan yakni Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)," kata mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau ini.
Andi menjelaskan untuk membangun SDM daerah harus fokus. Harus ada yang ditargetkan berhasil.
Misalkan SMKN 2 ini, begitu mereka lulus bisa langsung bekerja. Syukur-syukur bisa mandiri punya usaha dan membuka lapangan kerja sendiri.
"Kalau tidak anak-anak ini tidak bisa bersaing dengan negara Asean," kata dia membandingkan.
Sebab diera Masyarakat Ekonomi Asean Riau tidak bisa keluar untuk menghindar, tetapi tetap maju. Makanya kita butuh SDM untuk mengisi pasar yang tidak ada pemisah lagi.
"Inilah yang akan kita persiapkan dengan proses, misalkan para guru untuk menciptakan asesor," ucapnya.
Andi juga mengaku kaget saat berkunjung ke Balai Latihan Kerja Provinsi Riau, dimana ia mendapati masih ada anak yang tamat SMK ikut pelatihan.
"Artinya ini sudah salah kaprah, Ada yang salah dalam sistem, harusnya mereka tamat dan bisa langsung bekerja bulan dilatih lagi," katanya menerangkan lebih jauh.
Andi juga mendorong sekolah memiliki aplikasi pelayanan internet yang integritas agar mudah dalam pemantauan dan pengawasan serta transparan.
Masalah kesiapan para asesor ia berjanji setiap sekolah agar menyampaikan sehingga pemprov bisa menyiapkan dana.
Disisi lain Kepala SMKN 2 Suratno menyatakan lembaganya terpilih menjadi nominator SMK rujukan di Riau.
"Artinya kita jadi pusat dan pelatihan untuk tingkat SMK," kata dia.
Ia menambahkan untuk menjadi SMK rujukan harus memiliki kreatifitas lebih. Dipilihnya SMK jadi nominator smk rujukan dengan berbagai karya.