Oleh Ahmad Wijaya
Jakarta, (Antarariau.com) - Tahun 2015 tampaknya tak terlalu menguntungkan bagi industri pariwisata di Tanah Air, disebabkan banyaknya erupsi gunung api di sejumlah daerah.
Selama satu tahun ini muncul rentetan bencana alam berupa erupsi gunung api di sejumlah daerah tujuan wisata maupun musibah asap yang menyelimuti sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan dalam waktu cukup lama sehingga membawa dampak kerugian langsung terhadap industri pelancongan.
Akibatnya banyak penerbangan yang membatalkan penerbangan yang diikuti dengan pembatalan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang selama setahun ini diperkirakan mencapai satu juta orang.
Kerugian tertinggi terjadi ketika muncul bencana erupsi Gunung Raung (3332 mdpl) yang berada di perbatasan kabupaten Banyuwangi dan Situbondo, Jawa Timur, pertengahan Juli 2015 yang menyebabkan tiga bandara internasional, yaitu Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, dan BIL (Bandara Internasional Lombok) NTB di tutup selama berapa hari.
Akibatnya, sebanyak 36.878 wisman batal datang melalui Bandara Ngurah Rai Bali dan 9.284 wisman batal datang melalui Juanda Surabaya.
Pembatalan kunjungan wisman dari dua pintu masuk utama itu menyebabkan hilangnya pendapatan devisa pariwisata hingga 50,7 juta dolar AS dengan asumsi jumlah pengeluaran wisman sebesar 1.100 dolar AS per kunjungan.
Selain kerugian berupa pembatalan, bencana erupsi Gunung Raung yang terjadi saat puncak liburan juga menyebabkan pariwisata kehilangan peluang dalam kedatangan wisman, terutama dari negara pasar utama seperti Australia dan Jepang.
Kehilangan peluang tertinggi terjadi di Bali karena bencana erupsi tersebut bertepatan saat puncak kunjungan. Bila pada hari biasa rata-rata jumlah wisman yang masuk ke Bali setiap hari sebanyak 10 ribu wisman, sedangkan pada puncak kunjungan (pada Juli 2015 saat terjadi erupsi Gunung Raung) naik hingga dua kali lipat.