Sambungan dari hal 1 ...
"Bencana alam seperti erupsi Gunung Raung yang menyebabkan Bandara Ngurah Rai ditutup membawa kerugian besar terhadap pariwisata nasional. Kerugian langsung berupa pembatalan kunjungan wisman juga hilangnya peluang dalam kedatangan wisman di saat "peak seasons", ucap Ketua Umum DPP Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy.
Menurut Didien, musibab bencana alam erupsi dan asap akan mempengaruhi kinerja pariwisata, terutama dalam hal pencapaian kunjungan wisman tahun ini yang ditargetkan sebesar 10 juta wisman.
"Karena bencana alam, bisa jadi capaian target kunjungan wisman di akhir tahun ini hanya mendekati angka 10 juta atau di atas target moderat 9,5 juta wisman. Namun, bila target optimistis 10 juta wisman tercapai, sebenarnya saat itu kita sedang kehilangan peluang sekitar 500 ribu hingga 1 juta wisman karena ada bencana alam. Artinya, bila kondisi normal atau tidak ada bencana kita bisa meraih 10,5 juta hinga 11 juta wisman," tutur Didien Junaedy.
Terakhir erupsi Gunung Bromo (2392 mdpl) yang berada diperbatasan empat kabupaten (Probolinggo, Pasuruan, Malang, Lumajang) di Jawa Timur, sejak sebulan lalu juga menyebabkan penurunan wisatawan datang ke objek wisata itu sebesar 70-80 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Probolinggo Digdoyo Djamaluddin mengatakan, akibat adanya berita erupsi Gunung Bromo banyak pengusaha hotel dan resoran yang alami kerugian, mengingat banyak wisatawan yang enggan berkunjung.
"Padahal erupsi yang terjadi di Bromo tak membahayakan. Tapi karena maraknya pemberitaan yang seolah-olah erupsi berbahaya maka banyak wisatawan yang enggan datang," ujarnya.
Dia mengatakan, biasanya pada setiap liburan akhir tahun tingkat pemesanan dan hunian hotel di Bromo sudah penuh sejak dua bulan sebelum Desember. Pada saat liburan akhir tahun jangan berharap mendapatkan kamar jika datang memesan mendadak karena sudah dipesan seluruh kamar.
"Tapi saat ini pihak hotel mengaku alami kerugian dan tingkat okupansi hanya 20 persen saja. Itupan masa tinggalnya hanya satu hingga dua malam saja," imbuhnya.
Waktu terbaik untuk melihat erupsi Bromo adalah setiap pagi hari antara pukul enam sampai tujuh karena kepulan asap dari kawah akan membentuk objek tertentu.
Didgoyo menuturkan sejumlah objek yang pernah terbentuk saat erupsi kali ini adalah bentuk tokoh wayang Buto Cakil, kembang api dan payung bertingkat tiga.
Objek eksotis
Digdoyo mengatakan bagi wisman, erupsi gunung berapi justru menjadi objek eksotis yang menarik dikunjungi apalagi erupsi Bromo berlangsung setiap lima tahun sekali.
"Masih ada wisman yang datang ke Bromo untuk melihat erupsi dan ini yang mereka cari. Asalkan saja media juga ikut membantu bahwa erupsinya tak membahayakan," tambahnya.
Bupati Probolinggo Tantriana Hasan Aminuddin juga mengatakan erupsi Gunung Bromo yang sudah berlangsung selama hampir tiga pekan bukan merupakan bencana, tapi merupakan objek wisata yang eksotis.
"Ini eksotisme. Jangan sebut bencana. Proses erupsi itu sangat menarik. Bisa melihat erupsi itu tidak setiap hari tapi harus tunggu lima tahun," tukasnya.
Gunung Bromo saat ini mengalami erupsi dengan menyemburkan debu vulkanik secara terus-menerus kendati belum membahayakan warga sekitar.
Namun, Otoritas Gunung Bromo telah melarang wisatawan untuk tidak mendekati kawah gunung yang rata-rata lima tahun sekali meletus.
Dia mengaku terganggu dengan pemberitaan di media massa yang menyebutkan erupsi Gunung Bromo sebagai bencana karena erupsi itu merupakan salah satu fenomena alam yang bisa menjadi daya tarik wisata.
"Biarkan Gunung Bromo mengambil peran sebagai gunung aktif dengan mengeluarkan isi perut bumi," katanya.
Ia mengatakan pemberitaan yang menyatakan erupsi sebagai bencana membuat jumlah wisatawan yang berkunjung menjadi menurun drastis padahal pelaku pariwisata sudah siap menyambut momen liburan akhir tahun dan libur sekolah.
"Proses erupsi sangat menarik untuk dilihat dan sangat aman asal berada pada radius yang tepat," terangnya
Bupati Tantriana mengemukakan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah membuka titik wisata baru di Gunung Bromo untuk memudahkan wisatawan menikmati Gunung Bromo terutama saat terjadi erupsi.
"Titik baru bernama Seruni itu akan menjadi alternatif baru bagi wisatawan untuk menikmati keindahan Gunung Bromo. Titik Seruni ini mulai dibuka tahun 2012 dan terus dikembangkan hingga saat ini dengan fasilitas yang telah dibangun antara lain, kamar mandi, toilet, tempat berdagang, tempat sampah dan pelebaran jalan agar bisa dilalui mobil," paparnya.
Lokasi ini berada di wilayah pemerintahan Kabupaten Probolinggo sehingga bisa dikelola dan dipelihara oleh pemerintah daerah. Hal ini berbeda dengan lokasi wisata di Penanjakan, kawah, savana dan lautan pasir yang menjadi wilayah Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru (TNBTS).
Kendati lokasi itu lebih rendah jika dibandingkan dengan Penanjakan, namun Bupati Probolinggo mengaku optimistis titik Seruni akan menjadi pilihan lain untuk menikmati erupsi Gunung Bromo.
Ia mengatakan saat terjadi erupsi seperti saat ini, savana dan lautan pasir tertutup untuk wisatawan sehingga pengunjung pasti akan memilih menikmati Bromo melalui Seruni.