Koarmabar Klaim Pelanggaran Di Perairan Bisa Ditekan

id koarmabar klaim, pelanggaran di, perairan bisa ditekan

Koarmabar Klaim Pelanggaran Di Perairan Bisa Ditekan

Dumai, Riau, (Antarariau.com) - Komando Armada Barat (Koarmabar) mengklaim bahwa tindak kejahatan dan pelanggaran di laut sejauh ini bisa ditekan dan kondisi keamanan dinyatakan masih aman dan kondusif.

Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI A Taufiqoerrahman di Dumai menyebutkan, setiap kejadian pembajakan kapal atau pelanggaran lain sebagian besar berlokasi di perairan luar perbatasan.

"Komando Armabar terus meningkatkan pengawasan dan penjagaan keamanan laut dari tindak kejahatan dan pelanggaran dan sejauh ini kejadian tidak berada di perbatasan," katanya di Dermaga TNI AL Dumai, Minggu.

Dia menjelaskan, dilakukannya penanganan tindak kejahatan di laut yang terjadi diluar perairan Indonesia oleh unsur TNI AL karena pelaku atau korban bergerak menuju perbatasan.

Untuk mengantisipasi dampak lebih luas pelanggaran tersebut maka segera dilakukan penanganan dan upaya penyelamatan di perairan.

"Pembajakan kapal MT Joaquim terjadi sekitar satu mill diluar perairan kita, namun karena kapal bergerak menuju wilayah perbatasan, maka langsung ditangani oleh unsur TNI AL," terangnya.

Perwira tinggi bintang dua ini menambahkan, kejadian Kapal MT Joaquim yang dikuras muatan minyak oleh kawasan perompak tepatnya berlokasi di sekitar perairan Malaysia di Utara Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis.

Penanganan MT Joaquim karena Koarmabar melalui Wastern Fleet Quick Respone (WFQR) mendapat informasi kejadian dan langsung mengerahkan unsur gelar yang beroperasi di wilayah sekitar untuk melakukan pencarian dan evakuasi kapal serta korban.

Kapal berbendara asing ini akhirnya ditemukan di perairan utara Pulau Rupat pada posisi 02 03 40 LU - 101 59 39 BT berkat kerjasama pengamanan tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura.

"Perompak terindikasi pelaku lintas negara dan menggunakan senjata pistol, parang dan kapak serta penutup muka, setelah menguras muatan minyak seluruh anak buah kapal disekap di salah satu ruangan," ungkap dia.

Untuk kepentingan penyelidikan, nakhoda dan tujuh anak buah kapal MT Joaquim hingga kini masih diamankan di Dermaga Pangkalan TNI AL Dumai dan perburuan terus dilakukan.

Penyelidikan sementara Koarmabar menyimpulkan bahwa kejadian perompakan MT Joaquim diduga direkayasa untuk kepentingan tertentu, seperti menghindari pajak atau ingin mencari keuntungan asuransi.

Selain itu, muatan 3.500 ton light crude oil (LC) di atas MT Joaquin yang dirompak pada Sabtu 8 Agustus 2015 lalu diketahui tidak dilengkapi dengan dokumen resmi alias ilegal.