Wisata petik buah salak madu diSiak harus dikembangkan

id Bupati, Siak, petik, buah, salak, madu,riau

Wisata petik buah salak madu diSiak harus dikembangkan

Bupati Siak, Provinsi Riau, Alfedri ketika memetik langsung buah salak madu di Kebun milik Mukadi di Kampung Banjar Seminai, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Senin (29/5/2023). (FOTO ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak, Riau (ANTARA) - Bupati Siak Alfedri meminta wisata petik buah salak madu langsung dari batangnya di Kampung (Desa) Banjar Seminai, Kecamatan Dayun untuk dikembangkan sebagai potensi agrowisata.

“Wisatawan yang tujuan ke Kota Siak, selain menikmati kuliner, pulangnya bisa singgah memetik salak madu yang ada di Banjar Seminai, di Agrowisata Salak Madu," katanya, di Siak, Senin.

Iamengaku bangga dan senang melihat inovasi warga di Kampung Banjar Seminai. Ia ditemani salah seorang Petani, Mukadi langsung memetik Salak Madu atau Salak Pondo.

Bupati juga menyebutkan budi daya salak madu atau salak pondohitu bisa menjadi peluang usaha baru, selain kelapa sawit. Barangkali, kata dia, di daerah lain belum tahu tumbuh sumbur seperti ini.

"Budi daya salak pondoh sangat mudah dan selain rasanya manis, jenis buah ini paling di gemari masyarakat Siak. Ini bisa membantu ekonomi keluarga," kata Elfedri.

Petani salak Mukadi menceritakan awal mulai menanam salak madu sejak 15 tahun lalu, di tanah seluas seperempat hektare di belakang rumahnya.

Setelah itu di Banjar Seminai ini, ada 25 kepala keluarga yang budi daya salak tersebut.

"Kami menanam memanfaatkan lahan pekarangan rumah seluas seperempat hektare saja. Pemilikkebun salak ada di jalur 4 dan 5 afdling 10 Kilometer 65 Dayun. Kebetulan pak bupati datang sekarang pas sedang musimnya,” katanya.

Ia menyebutkan kendala yang dialaminya pada saat panen adalah sulit memasarkan buah salak. Hanya mengharapkan pembeli datang langsung ke kebun, sementara tidak semua orang tahu ada kebun salak disini.

"Kami menjual di pinggir jalan saja, kadang ada tamu datang petik langsung di kebun, ada juga jual lewat daring. Musim salak seperti sekarang ini cari 500 kilogram ada, hanya saja menjualnya susah karena belum ada yang nampung," demikian Mukadi.