Musim hujan produksi bata menurun

id musim hujan, produksi bata menurun

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Sejumlah perajin bata merah di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, memprediksi produksi akan mengalami penurunan akibat musim hujan.

"Produksi bata merah di Tenayan Raya ini masih tetap mengandalkan panas matahari sehingga faktor cuaca mempengaruhi aktifitas kita," kata Andre Ahmad salah seorang pengrajin bata merah di Pekanbaru, kepada ANTARA, Jumat.

Menurutnya musim kemarau berkepanjangan lalu, hasil bata merah mampu dipasok ke berbagai daerah di Sumatera

Dikatakannya, selama ini sejumlah pengrajin memproduksi bata merah secara tradisional yang proses pengeringan mulai dari penjemuran hingga dipanaskan oleh kayu bakar.

"Gimana lagi mau produksi bata, sekarang kan musim hujan, jadi kita susah sekali untuk menjemurnya, begitu juga untuk memanaskannya, karena kayu bakarnya juga susah didapat di musim hujan ini," ujar Andre.

Menurut dia, usaha produksi bata merah di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru ini sangat membantu masyarakat setempat karena saat kemarau kurang lebih 40 Kepala Keluarga menggantungkan hidupnya pada pembuatan bata merah ini.

"Biasanya kalau cuaca normal semua pengrajin disini memproduksi bata merah, dan penghasilannya juga cukup bagus, namun saat musim hujan ini pengrajin tersebut terpaksa mencari penghasilan lain di berbagai tempat,"katanya.

Sementara itu Bambang pengrajin bata merah lain di Tenayan Raya Pekanbaru mengaku, selama musim kemarau panjang dulu, produksi bata merah di tempatnya meningkat sehingga bisa memasok kebutuhan bata merah diberbagai kota seperti Jambi, Dumai, dan Sumatra Barat.

"Kesempatan musim kemarau dimanfaatkan oleh sejumlah pengrajin bata merah untuk meningkatkan produksi sehingga persediaan bata merah di Tenayan Raya Pekanbaru melimpah, namun harga lebih rendah dibandingkan musim hujan,"ujar Bambang.

Ia menambahkan, kini sejumlah pengrajin bata merah ditempatnya mulai mengeluhkan datangnya musim hujan karena proses pengeringan terhambat akibat panas matahari berkurang, selama ini mereka hanya mengandalkan musim kemarau.

"Pembuatan bata merah di Indramayu dilakukan cara tradisional, terutama proses pengeringan awal dijemur mengandalkan panas matahari, musim hujan kondisinya berbeda dengan kemarau, sehingga produksi terhambat,"ucapnya.

Ia menjelaskan, akibat menurunnya produksi bata merah di Indramayu diperkirakan harga bata merah akan mengalami kenaikan, hal itu sudah berlangsung setiap menjelang musim hujan sehingga pelanggan memahami.

"Dan harganya ini akan terus mengalami kenaikan, jika musim hujan terus-menerus," ujar Bambang.