Pekanbaru (ANTARA) - Manajemen Bank Sampah Dalang Collection setiap harinya menerima tabungan sampah anorganik dari masyarakat sebanyak 1 ton sampah dengan beragam jenis dan bentuk.
"Sampah-sampah yang terkumpul selanjutnya di pilah untuk di daur ulang dan diproduksi menjadi ratusan jenis
produk kerajinan bernilai ekonomi dengan berbagai tingkat harga sesuai bentuk dan kerumitan proses produksinya," kata Soffia Seffen SH, pemilik Dalang Collection, di Pekanbaru, Jumat.
Dalang Collection berdiri sejak 2011 yang diawali pada 2007 dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat yang tidak jauh dari tokonya untuk sadar akan bahaya sampah terutama plastik dan faktanya sampah bisa menjadi rupiah.
Pundi rupiah dihasilkan dari mengolah sampah menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan mulai dari tas, dompet, kotak pensil, notebook, sajadah hingga baju karnaval. Daur ulang sampah ini dirasa mampu membantu mengurangi jumlah sampah, dan menjadi lapangan pekerjaan serta menampung kreativitas masyarakat.
Masyarakat menyambut baik adanya bank sampah yang kemudian membuka lapangan pekerjaan bagi mereka ini. Perhitungannya setiap manusia menghasilkan 0,4 kilogram per hari, artinya rata-rata orang mampu menabung di bank sampah Rp10-15 ribu perbulan, tergantung jenis sampah dan belum lagi jika dikalikan jumlah anggota dalam satu keluarga.
Jumlah anggota yang ikut menabung di bank sampah semakin banyak, unit-unit bank sampah juga semakin diperluas titik penyebarannya mulai di gedung-gedung perkantoran, perumahan hingga 120 sekolah di Kota Pekanbaru.
Setiap satu hari dalam satu minggu siswa diwajibkan membawa sampah plastik dan jika sudah terkumpul, mobil sampah akan menjemput ke sekolah masing-masing. Untuk mempermudah masyarakat mobil sampah siap menjemput sampah dalam jumlah banyak.
"Awal 2010 masyarakat masih sangat awam dengan keberadaan bank sampah, ketika di jelaskan tentang Bank Sampah mereka bingung sebenarnya itu (Bank Sampah) bagaimana, lalu kita dirikanlah bank sampah yang menjadi bagian dari Dalang Collection ini," katanya.
Saat dibentuk 2011, Dalang Collection menjadi yang pertama di Pekanbaru dan terbesar di Pulau Sumatera. Gerakan ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Ia mengatakan, Dalang Collection sering mendapat undangan sebagai pelatih dan percontohan ke berbagai provinsi di Indonesia dan sudah hampir mendatangi seluruh provinsi di Pulau Sumatera bahkan hingga ke Bali dan NTT.
"Pemerintah Daerah terkait mengundang kami sebagai narasumber mengenai bank sampah, bahaya sampah, dan pengelolaan sampah menjadi kerajinan," kata Soffia.
Sementara itu Pemrov Riau menghargai ketekunan Soffia dan kemauannya yang besar untuk berkontribusi bagi lingkungan yang bersih dan masyarakat yang mandiri secara ekonomi.
Untuk mengangkat ekonomi masyarakat setempat, Soffia pun mempekerjakan 20 ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya yang tidak bekerja agar dapat memiliki sumber pendapatan, sedangkan karyawannya pernah mencapai 40 orang diantaranya sudah membuka usahanya mandiri.
Berita Lainnya
Kurangi sampah, KLHK soroti perlunya tingkatkan nasabah bank sampah
03 July 2024 18:27 WIB
Warga Desa Mendalo Darat Muaro Jambi butuh bank sampah
10 June 2024 20:48 WIB
Dapat bantuan alat dari KLHK, Wako Padang juga berterimakasih ke PT Semen Padang
15 September 2023 21:42 WIB
RAPP gencarkan Program Bank Sampah dan targetkan Zero Waste tahun 2030
10 October 2022 10:25 WIB
Kampar ubah sampah menjadi rupiah
30 September 2021 19:12 WIB
Gerakan Bengkalis Menabung Sampah diluncurkan
05 July 2021 19:18 WIB
DLH Siak ajak masyarakat menabung sampah, bisa untuk bayar listrik dan air
13 June 2021 16:46 WIB
Resmikan Bank Sampah, Bupati Siak targetkan pengurangan 30 persen limbah
10 June 2021 14:24 WIB