Pekanbaru (ANTARA) - Di tengah pandangan umum masyarakat bahwa dunia kerja didominasi gender laki-laki, tidak menyurutkan semangat Alifah untuk terus maju dan berkembang. Sebagai perempuan ia terus berupaya untuk bisa berkontribusi di perusahaan sepenuh hati. Bahkan menjadi pemimpin diantara pekerja lain.

Hal itu tidak terlepas dari dukungan kedua orang tua dan keluarga. Bagi Alifah, rasa bangga ayahanda terhadap dirinya yang berhasil menjadi bagian dari keluarga besar grup Astra Agro Lestari menjadi motivasi tersendiri untuk bisa terus berkarya dan mengukir prestasi.

Perempuan 25 tahun yang bernama lengkap Alifah Rahmi tersebut merupakan lulusan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia kini mendapat amanah sebagai Asisten pada bagian Plan Production Control (PPC) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Sari Lembah Subur (PT SLS), salah satu anak perusahaan Astra Agro Lestari yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Alifah mengisahkan banyak suka dan duka dalam menjalani peran tersebut yang mengharuskan dirinya memimpin banyak laki-laki dengan usia yang lebih tua serta memiliki pengalaman kerja yang jauh lebih lama darinya. Namun, hal itu tidak membuat nyalinya kecil, ia justru semakin tertantang untuk terus belajar hingga bisa memimpin timnya di bagian PPC PKS tersebut.

“Tugas saya memastikan seluruh rangkaian proses pengolahan berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Alifah. Menurutnya rangkaian itu dimulai sejak planning start olah, kesiapan start, proses pengolahan buah sawit menjadi crude palm oil (CPO), hingga CPO berada di dalam storage tank.

“Betul-betul challenging ketika harus memberikan instruksi yang jelas dan wajib dipatuhi oleh anggota tim lain yang semuanya bapak-bapak (laki-laki) dan lebih tua dari saya,” terang Alifah. Namun, Alifah merasa sangat bersyukur, karena etos kerja dan budaya perusahaan di Astra Agro membuat mereka saling menghargai dan mengayomi satu sama lain. 

Terlepas dari posisinya di kantor, Alifah juga merasakan kehadirannya sangat diterima oleh para tetangga di komplek perumahan karyawan. Ia ikut berbaur bersama ibu-ibu pengurus persatuan istri karyawan (Periska) PT SLS. 
“Alhamdulillah, tetangganya baik-baik, suka berbagi, tolong menolong, suka ngasi saya makanan, pokoknya tetangga rasa saudara,” ujar Alifah menceritakan pengalamannya dengan penuh haru.

Berkat dukungan dari orang-orang disekitarnya, ia semakin yakin untuk bisa terus maju dan berkembang di PT SLS. “Kuncinya kita harus mandiri, bisa memposisikan diri, dan harus berani kemana-mana sendiri,” imbuhnya.

Walaupun sejak kecil hingga kuliah Alifah tinggal bersama orang tua, anak pertama dari dua bersaudara ini berhasil menjalani kehidupannya di perantauan. Ia bisa mematahkan stigma lemahnya kaum hawa dengan mampu bersaing bahkan memimpin di pekerjaan yang mayoritas dilakoni oleh para pria.

Di momen peringatan Hari Kartini, Alifah berpesan kepada para wanita yang merasa berat menjalani peran dan merasa ada keterbatasan gender, untuk terus yakin dan berusaha serta percaya pada kemampuan diri sendiri.

“Salah satu faktor yang menghambat perempuan itu datang dari pikirannya sendiri. Makanya kita harus percaya dengan kemampuan diri sendiri, harus berusaha, harus yakin, bisa setara dengan laki-laki dalam mengenyam pendidikan dan berkarir setinggi-tingginya. Perempuan berhak akan hal itu dan punya kesempatan untuk menjadi pemimpin,” tegas Alifah.

Administratur PT Sari Lembah Subur, Frederik W.H Sinurat mengaku bangga dengan pencapaian Alifah sampai dengan saat ini. Ia memastikan perusahaan selalu menerapkan kesetaraan gender, memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkarir.

Memang kesetaraan gender bagi para pekerja bukanlah hal baru di Astra Agro Lestari.
"Perusahaan telah menerapkan prinsip ini sejak lama, bahkan menjadi budaya kerja yang melekat dalam operasionalnya," terang Frederik.

Baginya, sebagai profesional yang kompeten tanpa memandang gender, Alifah dapat menjadi inspirasi dan panutan bagi perempuan lain untuk mengejar karir mereka, khususnya di industri kelapa sawit.


Pewarta : Darto
Editor : Vienty Kumala
Copyright © ANTARA 2025