Pekanbaru (ANTARA) - Pengembangan kewirausahaan pemuda di Riau menghadapi sejumlah tantangan dan kendala di antaranya rendahnya minat pemuda dalam berwirausaha, kurangnya pengetahuan membaca peluang, minimnya akses ke layanan pinjaman modal usaha, inovasi dan kreativitas yang terbatas.
"Diperlukan sejumlah strategi misalnya pengembangan soft skill wirausaha muda melalui sharing bisnis online, untuk meminimalisasi berbagai hambatan kewirausahaan. Apalagi dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang sudah memicu ekonomi Riau terpuruk," kata Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau Boby Rachmat dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat (25/9).
Menurut dia, strategi tersebut dibutuhkan juga dalam mengurangi kendala mahal dan sulitnya mencari bahan baku serta persaingan tidak sehat dalam menjalankan bisnis.
Selain itu, katanya, dibutuhkan juga menggencarkan promosi dan kolaborasi dengan mitra, di samping peningkatan strategi bisnis melalui sosial media.
"Perlu digiatkan lagi pelatihan kewirausahaan pemuda, pemagangan wirausaha muda, pameran kewirausahaan pemuda, pembentukan forum kewirausahaan pemuda (FKP) tingkat provinsi dan 12 kabupaten/kota, pembentukan sentra kewirausahaan pemuda (SKP) di 12 kab/kota dan kemitraan (Kemenko PMK dan Kemenpora)," katanya.
Selain itu, lanjutnya, bantuan modal juga perlu diberikan lagi sama seperti pada tahun 2018 dikucurkannya Rp100 juta bantuan kemitraan usaha untuk sentra kewirausahaan pemuda "Kampung patin sejahtera" melalui program bantuan pemerintah wirausaha muda pemula dan sentra kewirausahaan pemuda yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Berikutnya sebanyak 10 wirausaha muda pemula (WWP) juga mendapat bantuan modal usaha senilai Rp25 juta melalui program bantuan pemerintah wirausaha muda pemula oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.
"Alhamdulillah kini, dalam program yang sedang berjalan di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau, yakni pelatihan berjenjang, penguatan sentra kewirausahaan pemuda, peluncuran direktori Wira Usaha Pemuda Provinsi Riau dan fasilitasi wirausaha muda melalui mitra kerja atau dinas terkait," katanya.
"Diperlukan sejumlah strategi misalnya pengembangan soft skill wirausaha muda melalui sharing bisnis online, untuk meminimalisasi berbagai hambatan kewirausahaan. Apalagi dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang sudah memicu ekonomi Riau terpuruk," kata Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau Boby Rachmat dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat (25/9).
Menurut dia, strategi tersebut dibutuhkan juga dalam mengurangi kendala mahal dan sulitnya mencari bahan baku serta persaingan tidak sehat dalam menjalankan bisnis.
Selain itu, katanya, dibutuhkan juga menggencarkan promosi dan kolaborasi dengan mitra, di samping peningkatan strategi bisnis melalui sosial media.
"Perlu digiatkan lagi pelatihan kewirausahaan pemuda, pemagangan wirausaha muda, pameran kewirausahaan pemuda, pembentukan forum kewirausahaan pemuda (FKP) tingkat provinsi dan 12 kabupaten/kota, pembentukan sentra kewirausahaan pemuda (SKP) di 12 kab/kota dan kemitraan (Kemenko PMK dan Kemenpora)," katanya.
Selain itu, lanjutnya, bantuan modal juga perlu diberikan lagi sama seperti pada tahun 2018 dikucurkannya Rp100 juta bantuan kemitraan usaha untuk sentra kewirausahaan pemuda "Kampung patin sejahtera" melalui program bantuan pemerintah wirausaha muda pemula dan sentra kewirausahaan pemuda yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Berikutnya sebanyak 10 wirausaha muda pemula (WWP) juga mendapat bantuan modal usaha senilai Rp25 juta melalui program bantuan pemerintah wirausaha muda pemula oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.
"Alhamdulillah kini, dalam program yang sedang berjalan di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau, yakni pelatihan berjenjang, penguatan sentra kewirausahaan pemuda, peluncuran direktori Wira Usaha Pemuda Provinsi Riau dan fasilitasi wirausaha muda melalui mitra kerja atau dinas terkait," katanya.