Athena (ANTARA) - Pengadilan tinggi Yunani menunda keputusan untuk mengekstradisi pria Rusia yang diduga melakukan pencucian uang miliaran dolar dalam mata uang digital ke Prancis hingga pihaknya memperoleh banding, menurut pengacaranya, Senin.

Menteri kehakiman Yunani pada Jumat memutuskan untuk mengekstradisi Alexander Vinnik, yang dituduh menjadi otak dari jaringan pencucian bitcoin senilai 4 miliar dolar AS.

Baca juga: Serangan siber serbu perusahaan Spanyol, termasuk radio Cadena SER


Keputusan ekstradisi tersebut menjadi awal mula aksi mogok makan yang dilakukan Vinnik, kata pengacaranya Zoe Costantopoulou. Ia menganggap keputusan itu tidak adil dan merupakan "hukuman mati".

Kesehatannya menurun, kata Costantopoulou melalui pernyataan pada Senin, menambahkan penundaan sementara menjadi "pengakuan risiko yang ia hadapi jika diekstradisi."

Tanggal untuk sidang pengadilan belum diketahui.

Keputusan menteri menyebutkan bahwa tujuan kedua Amerika Serikat dan yang terakhir Rusia, itu artinya setelah Vinnik selesai dengan proses peradilannya di Prancis ia dapat diekstradisi ke Amerika Serikat.

Baca juga: Peretas situs Kemendagri berhasil ditangkap Siber Bareskrim

Baca juga: Berikut Daftar Serangan Siber Yang Bikin Heboh Dunia Di 2017


Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari

Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Vienty Kumala
Copyright © ANTARA 2025