Ada Cinta Allah Di Makkah

id , ada cinta, allah di makkah

  Ada Cinta Allah Di Makkah

Takut

Lantas mengapa sebagian besar umat Islam ada yang takut dan khawatir ke sana, padahal ia mampu melakukan perjalanan haji yang wajib dilakukan untuk menggenapkan Rukun Islam ke-5.

Ada mitos pada sebagian umat muslim di dunia, terutama di Indonesia, bahwa ke Tanah Haram, akan mendapat balasan atas kesalahan dan keburukan yang dilakukan di selama ini.

Contohnya ketika suatu hari, Kantor Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M Daerah Kerja (Daker) Makkah, kedatangan jamaah renta yang nyasar di Masjidil Haram.

Kakek itu berteriak-teriak histeris, mencari pintu, ingin keluar, namun ditahan petugas sampai ada yang mengantar ke pemondokannya.

Sayangnya, sang kakek tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga ia merasa asing meski semua petugas di kantor Daker Makkah orang Indonesia. Rasa asing itulah mungkin yang membuat takut dan terus berteriak histeris.

Salah seorang petugas yang bisa sedikit bahasa si kakek, usai berbincang dengan orang tua itu, kemudian mengaitkan kejadian yang dialami pria berusia sekitar 70 tahun itu sebagai balasan karena dia poligami, punya dua istri, sehingga nyasar dan tidak tahu pintu kemana harus kembali ke pemondokan.

Ujian

Akan kah Allah sekejam itu? Menghukum hambaNYA di Tanah SuciNYA?

Profesor Aswadi, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya, Jawa Timur, yang menjadi salah satu tim pembimbing ibadah pada PPIH tahun ini mengatakan ujian bisa datang dimana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. "Tidak harus di Tanah Suci," katanya.

Sayangnya, manusia kadang alpa ketika diberi peringatan dan ujian ketika berada di rumah atau di Tanah Air, tapi baru tersentuh ketika berada di Tanah Haram seperti Makkah dan Madinah.

"Memang di sini akumulasi ibadah dilakukan secara total dan ritualnya tertata sedemikian rupa sehingga mudah mengkoreksi kesalahan," kata dosen S3 itu.

Namun ia menegaskan ujian di Tanah Suci bukanlah sebagai "imbalan" atau balasan atas kesalahan di Tanah air. Itu ujian yang bisa terjadi dimana saja.

"Dimana saja dan kapan saja bisa diperlihatkan Tuhan. Tapi kadang kita tidak merasa," ujarnya.

Oleh karena itu, ia lebih mengimbau agar jamaah sebelum berangkat ke Tanah Haram memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ibadah yang dilakukan, kemudian beribadah secara total, meninggalkan yang sirik, dan banyak berbuat kebaikan.

"Kalau sudah ada justifikasi seperti itu (kejadian, peristiwa, atau sakit di Tanah Haram) adalah hukuman dan balasan, akan melemahkan yang sudah lemah imannya," ujar Aswadi.

Buat mereka yang telah siap lahir bathin menunaikan ibadah haji, perjalanan ibadah ke Tanah Suci akan terasa nikmat dan indah karena jamuan pahala, ampunan, dan doa yang (Insyaallah) dikabulkan.

"Orang yang mendapat marifat (manfaat) dari berhaji akan damai dan mampu mendamaikan, tenang dan menenangkan, senang dan menyenangkan orang lain," kata Aswadi.

Itulah ganjaran bagi mereka yang mengejar dan merasakan banyak cinta Allah tercurah di Tanah Haram ini.

Ibnu Abbas menceritakan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Setiap siang dan malam Allah Azza wa Jalla menurunkan 120 rahmat kepada Baitullah, 60 diantaranya untuk orang-orang yang berthawaf, 40 untuk orang-orang yang shalat, dan 20 untuk orang-orang yang memandang Baitullah."

Dalam hadist lain yang Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah juga pernah mengatakan, "... Siapapun yang keluar mengunjungi Baitullah ini baik untuk berhaji dan umrah , maka dia dalam jaminan Allah SWT. Jika DIA memanggilnya, maka akan dimasukkan ke dalam surga, dan jika DIA berkenan mengembalikannya, DIA akan mengembalikannya disertai pahala dan keberuntungan."

Subhanallah. Semoga Allah menjadikan lebih banyak lagi jamaah Indonesia menjadi haji yang mabrur dan memperoleh cintaNYA di Baitullah, di Makkah Al Mukarammah. Aamiin.

Sambungan dari hal 1 ....