Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau Panji Achmad menyampaikan hasil asesmen Bi terkait perkembangan terkini perekonomian global dan nasional,bahwa kinerja perekonomian Riau tahun 2024 diperkirakan tetap tumbuh positif dan berdaya tahan terhadap rambatan risiko ekonomi global.
"Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi terkini, baik dari faktor domestik maupun eksternal, serta langkah kebijakan Bank Indonesia yang bersifat pre-emptive dan forward-looking, kami memandang bahwa ekonomi Riau ke depan akan semakin baik," kata Panji Achmad pada acara rilis bersama dengan BPS dan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) terkait Indikator Makroekonomi Provinsi Riau di Pekanbaru, Jumat.
Panji memperkirakan pertumbuhan ekonomi Riau di tahun 2024 dapat tetap tumbuh tinggi.Kata dia kegiatan ini merupakan salah satu bentuk sinergi yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Riau yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kami perkirakan dalam kisaran 4,0% - 4,8% (yoy). Selain ditopang oleh kinerja sektor ekonomi utama, sektor tersier (jasa-jasa) diperkirakan juga akan membaik seiring pemulihan permintaan terutama permintaan domestik," jelasnya.
Lebih lanjut, dari sisi perkembangan harga, inflasi gabungan 4 kota IHK di Provinsi Riau terkendali dan berada pada kisaran sasaran 2,5±1 persen. Berbagai upaya stabilisasi harga pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Lebaran akan terus diupayakan sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan harga komoditas pangan.
Sinergi pengendalian inflasi akan terus dilakukan bersama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Upaya stabilisasi ini antara lain dilaksanakan dengan melalukan pemantauan harga, memperkuat stok pasokan berbagai bahan pangan pokok, memastikan kelancaran distribusi pasokan, serta melakukan intervensi harga seperti melalui operasi pasar, dan Gelar Pangan Murah. Ke depan, inflasi diharapkan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen.
Dari sisi intermediasi perbankan, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau juga menyampaikan bahwa intermediasi perbankan tetap kuat. Intermediasi perbankan yang tercermin melalui aktivitas penyaluran kredit kepada sektor korporasi, rumah tangga, maupun UMKM di Provinsi Riau terjaga dalam pertumbuhan yang positif dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Permintaan kredit yang sebelumnya tertahan seiring ketidakpastian perekonomian global sehingga mendorong perilaku berhati-hati korporasi, kini mulai menunjukkan peningkatan. Intermediasi perbankan tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Riau yang tumbuh cukup solid.
Sejalan dengan kinerja intermediasi perbankan, transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh penyelenggaraan sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
Plh Sekretaris Daerah Provinsi Riau Indra menyampaikan apresiasi atas sinergi yang telah terbangun sehingga ekonomi Riau dapat tumbuh cukup tinggi, dengan pengelolaan fiskal yang baik, serta inflasi yang terkendali.
Capaian tersebut tidak terlepas dari sinergi yang dibangun oleh pemerintah daerah, bersama dengan instansi dan lembaga vertikal yang telah dilakukan dalam beragam aspek.
Lebih lanjut, BPS Provinsi Riau juga menyampaikan Neraca perdagangan nonmigas Februari 2024 mencatat surplus sebesar 959,42 juta dolar AS, sementara neraca perdagangan migas juga mencatatkan surplus sebesar 130,68 juta dolar AS.
Dari aspek kebijakan fiskal, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Riau, Heni Kartikawati menjelaskan bahwa kinerja perekonomian Riau yang tetap kuat salah satunya ditopang oleh kinerja baik dari sisi fiskal.
Realisasi pendapatan daerah tahun 2023 tercatat mencapai Rp35,78 triliun atau 104,83% dari target. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan mencapai 21,83% (yoy).
Peningkatan realisasi pendapatan daerah ini didukung oleh naiknya realisasi pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang bersumber dari participating interest 10% dari pengelolaan blok migas oleh PT Pertamina Hulu Rokan.
Sejalan dengan pendapatan daerah, realisasi belanja daerah juga tercatat tumbuh 15,95% (yoy), meningkat dari Rp31,45 triliun menjadi Rp36,47 triliun atau mencapai 96,68% dari pagu. Pertumbuhan disebabkan oleh kenaikan belanja modal sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendukung pembangunan dan perbaikan infrastruktur di Provinsi Riau.