Badung (ANTARA) - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani optimistis sumbangan sukarela dari negara-negara untuk Dana Pandemi (Pandemic Fund) terus bertambah ke depannya seiring dengan kebutuhan peningkatan kemampuan untuk mencegah dan menanggulangi ancaman pandemi.
Pasalnya, sejauh iniPandemic Fundberhasil menghimpun komitmen sumbangan dana dari 15 negara dan tiga lembaga filantropi dunia.
Sri Mulyani saat jumpa pers selepas memimpin G20 2nd Joint Finance and Health Ministers Meeting (JFHMM) di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (12/11) malam, menyebutkan sejumlahnegara yang telah berkontribusi, yaitu Komisi Eropa (European Commission), Amerika Serikat, Italia, Indonesia, Tiongkok, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Spanyol, Australia, Singapura, Norwegia, dan Selandia Baru. Sementara itu, tiga lembaga filantropi yang turut serta, yaituBill & Melinda Gates Foundation, Rockefeller, dan Wellcome Trust.
Dari komitmen awal itu, kata Menkeu RI, Pandemic Fundtelah menghimpun sebesar Rp1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,7 triliun.
Dalam pertemuan gabungan kedua menteri keuangan dan menteri kesehatan (JFHMM) G20, Sri Mulyani menyampaikan tiga negara, seperti Australia, Prancis, dan Arab Saudi, juga menyampaikan komitmennya turut berkontribusi memberi sumbangan dana diPandemic Fund.
"Mereka akan mengumumkan besarannya saat pertemuan para pemimpin negara (KTT G20) sehingga diperkirakan lebih dari 1,4 dolar AS," kata Sri Mulyani.
Oleh karena itu, Sri Mulyani dan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, yang bersama-sama memimpin G20 2nd JFHMM, yakinPandemic Funddapat memperkuat arsitektur kesehatan global, khususnya dari sisi mekanisme pembiayaan.
"Ini pencapaian yang sangat baik dan konkret, juga menunjukkan komitmen serta kolaborasi dari seluruh anggota G20, didukung organisasi internasional dan lembaga filantropi," kata Menteri Keuangan RI.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, pada sesi jumpa pers yang sama, menyampaikan bahwaPandemic Fundmerupakan upaya dunia memperkuat arsitektur kesehatan global sehingga memiliki tata kelola, mekanisme pembiayaan, dan kemampuan menghadapi krisis yang sama seperti arsitektur keuangan dunia.
"Pandemic Funddapat memainkan peran sebagai salah satu pilar penting di arsitektur kesehatan global yang dapat melindungi kita semua dari ancaman krisis pandemi pada masa depan," kata Budi Gunadi.
Usulan pembentukanPandemic Fund telah digagas sejak masa Presidensi G20 Italia pada tahun 2021. Akan tetapi, baru berhasil disepakati dan rampung di bawah kepemimpinan/presidensi Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Indonesia, negara-negara anggota G20 tidak hanya menyepakati pembentukan Pandemic Fund, tetapi juga lembaga pengelolanya (governing board) yang saat ini dipimpin oleh Menteri Keuangan RI periode 2013–2014 Chatib Basri dan Menteri Kesehatan Rwanda Daniel M. Ngamije.
Pandemic Fund Governing Board bertugas menyusun berbagai panduan dan rujukan serta menerima permohonan dana dan menyeleksi penerima dana.
Negara-negara G20 dan di luar kelompok G20 nantinya dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh dana dari Pandemic Fund untuk memperkuat kemampuan mencegah dan menanggulangi ancaman pandemi pada masa depan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkeu optimistis kontribusi untuk PandemicFund terus bertambah
Berita Lainnya
Presiden Jokowi: "Pandemic Fund" perlu terus ditambah agar berfungsi optimal
15 November 2022 16:23 WIB
Keren, kucuran dana Rp1 triliun Gojek saat pandemi positif buat UMKM
11 November 2021 7:52 WIB
OJK optimis jumlah penghimpunan dana pasar modal bakal capai level sebelum pandemi
10 August 2021 12:04 WIB
Dana darurat hingga transaksi digital jadi favorit di masa pandemi COVID-19
24 February 2021 10:38 WIB
Menkeu Sri Mulyani pastikan dana PEN dukung aktivitas pesantren saat pandemi
21 October 2020 14:48 WIB
Persiku Kudus butuh dana untuk operasional tim saat pandemi
11 September 2020 21:20 WIB
Presiden Jokowi siapkan dana Rp10 triliun untuk pekerja yang kena PHK akibat pandemi COVID-19
24 March 2020 12:41 WIB
Pertemuan G20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dukung penerapan energi hijau
22 February 2022 11:24 WIB